Waspada Penyakit ASF, Pemkab Tana Toraja Tutup Pengiriman Babi dari Gowa

Waspada Penyakit ASF, Pemkab Tana Toraja Tutup Pengiriman Babi dari Gowa

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Jumat, 10 Feb 2023 16:01 WIB
Aktivitas jual beli babi di pasar hewan Toraja.
Foto: Aktivitas jual beli babi di pasar hewan Toraja. (Rachmat Ariadi)
Tana Toraja -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja (Tator) menutup pengiriman babi dari luar daerah, termasuk Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kebijakan ini untuk mencegah penyebaran penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam Africa pada hewan ternak babi yang disebut sudah menyebar di Gowa.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Tana Toraja, Senov mengaku kasus penyakit ASF di wilayahnya memang belum ada. Namun hal ini mesti diwaspadai apalagi Tator masih mendatangkan hewan ternak babi dari berbagai daerah.

"Belum ada kasusnya di Toraja. Babi-babi di Tana Toraja memang sebagian besar masih didatangkan dari luar daerah yah," ujar Senov kepada detikSulsel, Jumat (10/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senov menyebut, wilayah Gowa termasuk daerah yang terpapar penyakit ASF. Namun dia tidak menyebutkan temuan jumlah kasus yang dimaksud.

"Jadi sementara kita hentikan dulu mendatangkan babi di wilayah zona merah seperti Kabupaten Gowa, karena di sana sudah ada kasus ditemukan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Senov mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan imbauan akan kewaspadaan penyakit ASF. Apalagi penyakit tersebut dinilai lebih ganas dari virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Saat ini kita mewaspadai adanya penyakit ini masuk di Tana Toraja, karena kita ketahui Toraja ternak babinya banyak. Kita sudah keluarkan surat edaran himbauan kepada masyarakat," imbuhnya.

Senov mengungkapkan, penyakit demam Africa pada babi disebabkan oleh virus yang menyerang ternak babi. Menurutnya, tingkat penularan penyakit ini lebih tinggi dan hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal virus tersebut.

"Tingkat penularan penyakit ini sangat tinggi dan angka kematian pada hewan ternak babi itu 100 persen, karena nyamuk saja bisa menjadi media pembawa virus. Saat ini juga belum ada vaksinnya jadi sangat berbahaya untuk keberlangsungan ternak babi di Tana Toraja khususnya," ungkapnya.

Senov pun membeberkan tanda klinis demam Africa pada hewan ternak babi. Gejala tersebut, di antaranya demam, menggigil, tidak nafsu makan, keluar darah dari hidung dan anus hewan ternak babi.

Meski demikian lanjut dia, penyakit tersebut tidak berbahaya terhadap manusia. Namun saja, manusia bisa menjadi media membawa virus kepada hewan ternak babi.

"Tidak berbahaya bagi manusia. Tapi kita (manusia) ini bisa saja menjadi media pembawa virus, maka dari itu harus lebih berhati-hati. Kita tekankan kepada peternak babi agar sering melakukan disinfeksi di kandang. dilarang memberikan makanan sisa kepada babi, dan hindari pembelian ternak babi di luar daerah yang sudah memiliki kasus demam Africa," tandasnya.




(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads