Peneliti Ungkap Cara Kepiting 'Bicara', Gunakan 2 Teknik

Peneliti Ungkap Cara Kepiting 'Bicara', Gunakan 2 Teknik

Tim detikEdu - detikSulsel
Minggu, 05 Feb 2023 20:00 WIB
Rebutan Tepung hingga Kepiting, 5 Perang Ini Dipicu Makanan
Foto: SiteNews
Jakarta -

Peneliti mengungkap cara kepiting berbicara hingga saling memahami. Sedikitnya kepiting menggunakan dua teknik dalam berkomunikasi satu sama lainnya.

Dikutip dari detikEdu yang melansir Hakai Magazine, Minggu (5/2/2023) salah satu teknik kepiting dalam berkomunikasi adalah menggesekkan capit ke kaki mereka agar suara terdengar. Teknik ini disebut sebagai 'stridulasi'.

Ilmuwan terus meneliti cara kepiting berkomunikasi menggunakan suara. Ditemukan sejumlah spesies kepiting terbukti, seperti berikut ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Gesekkan Capit dan Kaki

Ahli biologi Ashley Flood dan rekan-rekannya di University of Auckland, Selandia Baru meneliti komunikasi "Paddle Crab" atau kepiting dayung. Dalam penelitian tersebut, Ashley dan rekannya menyimpan kepiting dayung di tangki air dengan kamera video dan hidrofon.

Penelitian dilakukan saat musim kawin keping dayung. Saat kawin kepiting dayung akan menggunakan komunikasi akustik dibandingkan isyarat visual.

ADVERTISEMENT

Ashley dan rekannya menemukan tiga suara yang berbeda dari kepiting dayung. Dua di antaranya yakni "Zip" dan "Bass" dihasilkan oleh kepiting jantan dewasa yang mendekati betina secara seksual di hadapan jantan lain.

Para peneliti menjelaskan suara tersebut digunakan untuk menangkal persaingan di antara para kepiting dayung jantan. Ashley menuturkan kepiting jantan juga menggerakkan kaki ke capitnya dan mengayunkan tubuh seperti tarian perang.

Satu suara terakhir yang tercipta adalah "suara serak" dan ditangkap dari semua kepiting dayung. Suara itu akan meningkat secara dramatis ketika mereka makan.

Ahli biologi berpendapat jika kepiting menghasilkan suara serak secara internal karena cara kerja lambung. Mereka juga mengasumsikan kepiting tidak bersuara namun mampu menghasilkan suara.

Sementara itu, Sophie Mowles, ahli ekologi perilaku dari Anglia Ruskin University (ARU) di Inggris menambahkan suara serak kepiting berkorelasi dengan ukuran masing-masing kepiting.

Semakin besar kepiting, frekuensi suara justru berkurang dan menghasilkan nada yang lebih rendah. Sophie juga mengaku tertarik mendengarkan kebiasaan kepiting saat berkomunikasi satu sama lain.

Hasilnya timbul reaksi gelisah terhadap suara serak pada kepiting dayung. Sophie menjelaskan bila mereka cenderung menguping kepiting lain untuk mendengarkan petunjuk tentang sumber makanan baru.

2. Gunakan Gilingan Lambung

Peneliti juga menemukan jika kepiting berkomunikasi tidak hanya menggesekkan capit ke kaki. Kepiting juga menggunakan struktur di perut mereka yang disebut dengan 'gilingan lambung' untuk menghasilkan suara stridulasi.

Hal tersebut diungkapkan peneliti di Scripps Institution of Oceanography di University of California San Diego dan University of California Berkeley. Mereka meneliti atlantic ghost crab atau kepiting hantu atlantik (Ocypode quadrata) yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

Jennifer Taylor dan Demian Elias dari UC Berkeley menuturkan mereka mendengar suara kepiting hantu atlantik padahal kaki dan capit kepiting yang diamati tidak bergerak.

Setelah diteliti, ditemukan bahwa suara tersebut berasal dari lambung kepiting. Jika dibedah, perut kepiting biasanya terdiri dari tiga cabang yang digunakan untuk menggiling makanan.

Peneliti menggunakan laser menentukan area yang bertanggung jawab dengan kebisingan suara yang dihasilkan. Suara yang dihasilkan mirip dengan kepiting dayung yakni kepiting serak.

Bekerja sama dengan UC San Diego Medical Center di lingkungan Hillcrest San Diego, para peneliti melakukan fluoroskopi pada kepiting hantu mereka. Caranya dengan memberi kepiting cairan fluoro bromida yakni cairan biru yang biasa diberikan kepada pasien untuk mewarnai organ mereka sebelum prosedur tindakan dilakukan.

Hasilnya, suara stridulasi timbul dari lambung kepiting karena timbulnya perasaan gelisah. Ketika diberi gangguan, lambung kepiting benar-benar bekerja seperti gilingan padi.

Para peneliti berhipotesis bila gerakan ini terjadi secara alami atau mungkin dikendalikan oleh hormon yang kemudian mempengaruhi organ.

Selanjutnya peneliti membandingkan suara kepiting hantu dengan kerabat dekat mereka yakni kepiting fiddler (kepiting biola) yang juga banyak dipelajari dalam masalah komunikasi dan produksi suara. Meski begitu, para ilmuwan ternyata baru sadar bila proses yang terjadi di lambung juga terlibat dalam menciptakan suara.

Para peneliti kemudian menyatakan sangat mungkin kepiting lain menggunakan bentuk komunikasi yang sama meski harus dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Semua kepiting memiliki lambung dan kapasitas untuk berkomunikasi dengan suara. Akan menarik untuk mengungkap pemahaman bagaimana komunikasi krustasea terjadi," tutup Jennifer Taylor.




(hsr/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads