DPRD Tator Minta Dasi Sekolah Ditiadakan gegara Kasus Bunuh Diri Tinggi

DPRD Tator Minta Dasi Sekolah Ditiadakan gegara Kasus Bunuh Diri Tinggi

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Rabu, 01 Feb 2023 18:18 WIB
Dapat DPRD Tator soal angka kasus bunuh diri tinggi.
Dapat DPRD Tator soal angka kasus bunuh diri tinggi. Foto: Rachmat Ariadi/detikSulsel
Tana Toraja -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

DPRD Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap kasus remaja atau anak sekolah bunuh diri yang tinggi. Legislator kemudian meminta agar dasi sekolah ditiadakan atau mengubah bentuk dasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi memang beberapa kasus bunuh diri di Tana Toraja terbilang tinggi dan mirisnya itu yang lakukan siswa atau peserta didik. Makanya kita panggil OPD terkait untuk membahas ini," kata Ketua Komisi II DPRD Tana Toraja, Yuli Saranga kepada detikSulsel, Rabu (1/2/2023).

Yuli mengungkapkan, pada periode Januari 2023 sudah 5 kasus bunuh diri terjadi di Tana Toraja, semua korban merupakan masih anak di bawah umur atau pelajar. Dari semua kasus, korban menggunakan dasi sekolah.

ADVERTISEMENT

"Ini sudah kejadian luar biasa. Bayangkan di periode Januari 2023 saja itu sudah 5 anak kita jadi korban. Banyak 3 di antara mereka itu menggunakan dasi sekolah, makanya kami instruksikan dasi sekolah ini dihilangkan atau bentuknya diubah," ungkapnya.

Tak hanya itu, kurangnya pendidikan karakter terhadap anak yang dilakukan orang tua atau pun dinas terkait membuat kasus bunuh diri di Tana Toraja terus berulang.

"Peran orang tua, Dinas Pendidikan dan P3A Enrekang juga sangat masih kurang. Makanya kami instruksikan Pemkab agar efektifkan kerja guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah. Ini untuk menyelesaikan permasalahan anak," ujarnya.

"BK juga harus ada di setiap kecamatan. Jangan kalau meningkat kasusnya lagi baru semua bergerak. Tokoh-tokoh agama dan semua unsur harus berperan," tegas Yuli.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Andrias Lebang mengutarakan, dirinya akan mengumpulkan semua kepala sekolah di Tana Toraja untuk membahas masalah dasi sekolah.

"Nanti kita bahas masalah dasi itu. Saya akan kumpulkan semua kepala sekolah, dan meminta juga nanti dewan hadir kita sama-sama mencari solusi persoalan ini," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, 2 sejoli di Tana Toraja yang masih duduk di bangku SMK berinisial JP (15) dan R (17) ditemukan tewas tergantung di kamar kosnya masing-masing.

Keduanya diduga depresi setelah hubungan mereka tidak direstui. Kekecewaan mereka diutarakan dalam surat yang dibuat masing-masing sebelum memilih untuk mengakhiri hidup.




(hmw/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads