Pria bernama Yulianus Tebay (31) di Dogiyai, Papua Tengah, tewas ditembak oknum polisi dengan alasan mabuk dan melakukan pemalakan terhadap sopir truk. Namun Penjabat (Pj) Bupati Dogiyai Petrus Agapa membantah tudingan Yulianus mabuk dan melakukan pemalakan.
Penembakan ini terjadi di sekitaran Kampung Gopouya, Kabupaten Dogiyai, sekitar pukul 13.00 WIT, Sabtu (21/1). Oknum polisi itu kini ditahan di Polres Nabire, Papua Barat.
Pihak kepolisian menyebut insiden maut ini berawal dari pemalakan oleh sejumlah pemuda mabuk terhadap sopir truk yang melintas di lokasi. Sementara oknum polisi yang menembak sedang mengawal truk-truk yang dipalak itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai sejauh ini polisi masih mendalami kasus penembakan di Dogiyai. Namun peristiwa itu didasari atas pemalakan yang berujung penembakan dan pembakaran beberapa kios oleh massa," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Benny Ady Prabowo kepada wartawan, Sabtu (21/1/2023).
Polisi yang mengetahui pemalakan dan penembakan maut ini segera turun tangan ke lokasi. Polisi yang melakukan penembakan kemudian melarikan diri dari lokasi kejadian dan sempat dikejar warga.
Kombes Benny mengatakan Yulianus Tebai tewas di tempat akibat penembakan ini. Yulianus tewas tertembak pada bagian dada dan tembus ke belakang.
"Lalu kemudian seorang pemuda yang bernama Yulianus Tebai (30) ditembak dari dalam truk hingga meninggal dunia, lantaran tertembak di bagian dada tembus ke belakang," katanya
"Mendengar peristiwa pemalakan tersebut, anggota kemudian bergegas menuju lokasi kejadian namun sesampai di sana, anggota sudah melihat korban tergeletak tak bernyawa di pinggir jalan," ucapnya.
Bantahan Pj Bupati Dogiyai
Pj Bupati Dogiyai Petrus membantah Yulianus telah melakukan pemalakan karena dia hanya hendak pergi berkebun. Bantahan itu disampaikan melalui video Petrus bersama Kapolres Dogiyai dan Dandim 1705/Nabire.
"Yulianus Tebay merupakan korban penembakan oknum polisi. Di banyak media korban disebutkan pemabuk dan melakukan pemalakan. Kami atas nama pemerintah daerah mau mengklarifikasi bahwa korban bukan pemabuk dan melakukan pemalakan," ungkap Petrus dalam video yang diterima detikcom, Senin (23/1).
Petrus juga mengatakan bahwa Yulianus hendak ke kebun mencari nafkah untuk keluarganya. Namun, korban berakhir tewas ditembak polisi dari dalam truk.
"Saat peristiwa itu terjadi korban hendak pergi ke kebun untuk mencari nafkah dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarganya," terangnya.
Simak tanggapan polisi terkait bantahan Pj Bupati Dogiyai di halaman berikutnya...
Kapolres Dogiyai Tanggapi Bantahan Pj Bupati Dogiyai
Kapolres Dogiyai Kompol Samuel D Tatiratu turut membenarkan video Pj Bupati Petrus itu. Namun berbeda dengan Petrus, Kompol Samuel kekeh menyebut penembakan itu diawali pemalakan terhadap sopir truk yang sedang dikawal anggota kepolisian.
"Begitu juga pernyataan Pj Bupati yang mengatakan bahwa korban hendak menuju ke kebun dan tidak terlibat dalam aktivitas pemalakan ini perlu diselidiki. Karena sejak ini belum ada saksi yang melihat lalu memberikan keterangannya kepada kami," tuturnya dalam wawancara terpisah, Senin (23/1).
Kompol Samuel kemudian menyayangkan karena rekaman video pertemuan yang beredar itu tidak utuh. Menurutnya, ada pihak yang memanfaatkan insiden ini.
"Ada yang memanfaatkan pertemuan itu. Dalam video itu saya sebenarnya menyampaikan penyesalan yang dilakukan oknum polisi dari Polres Paniai, mengingat saya telah memerintahkan anggota untuk tidak menggunakan senjata api sembarangan, pasca kerusuhan yang terjadi beberapa bulan lalu di Dogiyai," kata Kompol Samuel.
"Lalu tiba-tiba ada oknum polisi dari Paniai membuang tembakan. Ini yang saya sesalkan kenapa buang tembakan," imbuhnya.
150 Warga Mengungsi Buntut Kericuhan di Dogiyai
Penembakan maut ini menyebabkan terjadinya kericuhan di Dogiyai. Sejumlah kios dibakar massa sebagai bentuk protes dan ada dua orang yang terluka.
"Polres Dogiyai mengawal para pengungsi akibat imbas pembakaran kios-kios milik masyarakat di Kampung Bomomani," ungkap Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo kepada wartawan, Senin (23/1).
Benny menerangkan polisi mengawal para pengungsi dari Dogiyai menuju Kabupaten Nabire untuk menjamin keamanan dan dikarenakan tidak adanya tempat tinggal yang memadai pascakejadian pembakaran.
"Adapun jumlah pengungsi yang berangkat sebanyak 150 orang, yang dikawal 5 personel Polres Dogiyai dan 6 personel Kodim 1705 saat menuju Nabire," ucapnya.
Benny menambahkan, untuk kendaraan yang digunakan antara lain yakni 1 mobil Patwal Satlantas Polres Dogiyai, 1 mobil truk angkut personil milik Kodim 1705 Nabire, 5 truk Sipil dan 10 unit mobil lainnya. Masih ada 10 orang yang bertahan di Bomomani yakni terbagi di Koramil dan Polsek Mapia.
"Saat ini pengungsi yang masih berada di Kampung Bomomani tinggal 10 orang yang terbagi di Koramil 3 orang dan Polsek Mapia sebanyak 7 orang. Sampai saat ini situasi Kamtibmas relatif aman dan kondusif," imbuhnya.