Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menjelaskan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) lewat tabur garam di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Kegiatan itu diklaim bisa mengurangi potensi dampak bencana hidrometeorologi.
"Jadi tujuan dari tim TMC begitu, untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir," ujar Forecaster BMKG Wilayah IV Makassar Re'kun Matandung kepada detikSulsel, Minggu (22/1/2023).
Re'kun kemudian menjelaskan mekanisme kerja operasi TMC lewat penaburan garam di wilayah perairan wilayah Sulawesi Selatan bagian barat itu. Menurutnya, upaya ini pada dasarnya bukan mengurangi intensitas curah hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, garam yang ditabur tersebut berfungsi untuk mematangkan awan. Sehingga memicu untuk mempercepat turunnya hujan di laut sebelum awan bergeser memasuki wilayah daratan.
"Hal ini dilakukan untuk mematangkan awan-awan ini agar lebih cepat berkondensasi untuk menurunkan hujan di wilayah tersebut sebelum memasuki wilayah daratan atau wilayah permukiman," paparnya.
"Jadi awan ini menurunkan hujan di posisinya, sudah turun hujan di laut. Kalau normalnya itu biasanya turun hujan masuk daratan, tapi ini lebih cepat dimatangkan di wilayah laut," tambah Re'kun.
Untuk diketahui, operasi TMC lewat penaburan garap dilakukan selama 11 hari sejak tanggal 11-22 Januari 2023 di wilayah Selat Makassar. Satu unit pesawat penabur bahan Cessna Grand Caravan 208 dengan registrasi PK-SNM dikerahkan.
Dalam sehari pesawat menabur garam hingga tiga kali penerbangan. Sementara selama 11 hari sudah ditebarkan garam total 16.500 Kg.
"Kita melakukan penyemaian istilahnya sebagai salah satu upaya mengurangi intensitas curah hujan sehingga menghindari bencana hidrometeorologi," papar Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo saat dihubungi terpisah.
Menurutnya, pertumbuhan awal yang bisa memicu cuaca ekstrem berada di Selat Makassar. Hal itulah yang menyebabkan penyemaian garam dilakukan dari udara di wilayah tersebut.
"Berdasarkan hasil monitoring BMKG itu di Selat Makassar, Selat Makassar yang diprediksi akan ada pertumbuhan awan yang bisa memicu cuaca ekstrem," imbuhnya.
(sar/sar)