11 Hari Tabur Garam Cegah Cuaca Ekstrem, BPBD Sulsel Klaim Hujan Berkurang

11 Hari Tabur Garam Cegah Cuaca Ekstrem, BPBD Sulsel Klaim Hujan Berkurang

Syachrul Arsyad - detikSulsel
Minggu, 22 Jan 2023 20:00 WIB
Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo (kanan).
Foto: Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo (kanan). (Dok. Istimewa)
Makassar -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengklaim intensitas curah hujan mulai berkurang usai operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) lewat tabur garam diterapkan. Sebanyak 16.500 kilogram garam telah ditaburkan selama 11 hari terakhir demi mengurangi dampak bencana hidrometeorologi.

"Kita melakukan penyemaian istilahnya sebagai salah satu upaya mengurangi intensitas curah hujan sehingga menghindari bencana hidrometeorologi," papar Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo kepada detikSulsel, Minggu (22/1/2023).

Amson menjelaskan operasi TMC lewat tabur garam dilaksanakan sejak tanggal 11-22 Januari 2023. Operasi ini melibatkan BNPB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan TNI AU.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu unit pesawat penabur bahan Cessna Grand Caravan 208 dengan registrasi PK-SNM dikerahkan. Pesawat itu beroperasi selama dua jam terbang dalam satu sortinya (realisasi penerbangan untuk seeding garam) 800 - 1.000 kg per sortinya.

Amson menambahkan, dalam sehari pesawat menabur garam hingga tiga kali penerbangan. Sementara selama 11 hari sudah ditebarkan garam total 16.500 Kg.

ADVERTISEMENT

"Setelah dilakukan penyemaian itu kita sudah rasakan curah hujan tidak terlalu deras. Ini curah hujan sudah mulai berkurang," sebut Amson.

Menurutnya, pertumbuhan awan yang bisa memicu cuaca ekstrem berada di Selat Makassar. Hal itulah yang menyebabkan penyemaian garam dilakukan dari udara di wilayah tersebut.

"Berdasarkan hasil monitoring BMKG itu di Selat Makassar, Selat Makassar yang diprediksi akan ada pertumbuhan awan yang bisa memicu cuaca ekstrem," tuturnya.

Sementara Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian, menjelaskan pelaksanaan operasi TMC sesuai monitoring BRIN dan BMKG. Hal ini dilakukan dengan mencermati cuaca dan pertumbuhan awan.

"Tergantung dari situasi, kajian bisa 900 Kg sampai 1 ton per penerbangan. Minimal 800 Kg," sebut Rustian dalam keterangannya yang diterima wartawan.

Rustian menjelaskan, penerbangan penyemaian garam diarahkan di sisi Barat Laut, Barat dan Barat Daya Selatan. Tujuannya untuk menghalau awan-awan potensial yang mengarah ke daratan.

Teknik modifikasi cuaca ini yang pertama kali dilaksanakan di Sulsel ini. Dia berharap upaya ini dapat memitigasi bencana banjir, abrasi dan tanah longsor di wilayah Sulsel.

"Awan-awan potensial tersebut di atas Perairan Selat Makassar sehingga dapat mengurangi jumlah curah hujan yang masuk ke daratan," imbuhnya.




(sar/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads