Fakta-fakta Air Laut di Selayar Berubah Jadi Hijau-Warga Dilarang Makan Ikan

Fakta-fakta Air Laut di Selayar Berubah Jadi Hijau-Warga Dilarang Makan Ikan

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 21 Jan 2023 09:25 WIB
Air laut Selayar berubah hijau.
Foto: Air laut Selayar berubah hijau. (dok. istimewa)
Selayar -

Air laut di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tiba-tiba berubah warna menjadi hijau. Pemkab Selayar pun mengimbau warga agar tidak mengonsumsi ikan di laut yang warnanya berubah menjadi hijau untuk semetara waktu.

Fenomena yang membuat geger warga setempat ini terjadi di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai sejak Selasa (17/1/2023). Air laut tiba-tiba berubah menjadi warna hijau hingga ke pesisir Jalan Mursalim Daeng Mamangung, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng.

Selain berubah menjadi hijau, air laut di perairan tersebut juga mengeluarkan bau busuk. Warga menemukan banyak ikan mati di pesisir pantai sekitar lokasi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikSulsel, Sabtu (21/1/2023) berikut fakta-fakta air laut di Selayar berubah jadi hijau dan warga dilarang makan ikan dari laut tersebut:

1. Pemkab Selayar Turun Tangan Uji Sampel Air

Air laut di Selayar, berubah menjadi hijau dan mengeluarkan bau busuk. Pemkab Selayar lalu turun tangan untuk melakukan pengujian sampel air laut dan ikan di laboratorium.

ADVERTISEMENT

"Pemerintah mengambil sampel baik air maupun ikannya untuk uji laboratorium," kata Wakil Bupati Saiful Arif dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (19/1/2023).

Menurut penuturan Saiful, sampel air laut tersebut akan diuji laboratorium di Selayar. Sementara untuk sampel ikan harus dikirim ke laboratorium di Makassar.

"Di Selayar kita punya keterbatasan sehingga yang bisa diuji adalah air. Untuk ikannya harus dikirim ke Makassar," ujarnya.

2. Warga Diimbau Tidak Makan Ikan Sementara

Selain melakukan uji lab, Pemkab Selayar juga meminta warga agar tidak mengkonsumsi ikan untuk sementara. Warga pun diminta menunggu hingga hasil dari uji laboratorium keluar.

"Mohon jangan dikonsumsi dulu, sebelum ada kepastian dari uji laboratorium bahwa ikan tersebut aman dan tidak berbahaya, ini sebagai bentuk langkah antisipasi," kata Saiful.

Imbauan itu dikeluarkan Saiful lantaran pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab fenomena tersebut.

"Sekali lagi kami berharap jangan langsung dikonsumsi, karena bisa saja ini adalah racun yang konsumsi ikan sehingga mati," ujarnya.

3. Ahli Ekologi Laut Jelaskan Penyebabnya

Ahli Ekologi Laut Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Ambo Tuwo turut angkat bicara terkait fenomena air laut di Selayar berubah menjadi hijau. Dia menjelaskan penyebab sehingga fenomena itu bisa terjadi.

"Jadi itu (air laut) hijau namanya blooming. Itu blooming artinya populasinya itu meledak, jadi populasi plankton itu banyak sekali," jelas Prof Ambo kepada detikSulsel, Jumat (20/1).

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Fenomena blooming ini, lanjut Prof Ambo, disebabkan oleh adanya suplai bahan organik dari darat yang masuk ke laut. Hal ini yang kemudian memicu populasi plankton di lautan bertambah secara drastis.

"Karena ada bahan organik berlebihan, maka fotosintesa mikroalgae, itu tumbuhan kecil di dalam air, yang populasinya meledak," ungkapnya.

Sementara, air laut berubah menjadi hijau ini juga disertai bau busuk karena imbas dari meledaknya populasi plankton.

Dia menjelaskan, saat siang hari plankton akan menghasilkan oksigen yang berlimpah di laut, dan juga menggunakannya saat malam hari. Jika jumlahnya bertambah secara drastis, tumbuhan ini juga akan menggunakan oksigen yang banyak pada malam hari sehingga menyebabkan kadar oksigen di laut lebih rendah.

"Itu tumbuhan kalau siang dia menghasilkan oksigen, tapi kalau malam dia juga menggunakan oksigen. Pada saat malam hari, itu menyebabkan kandungan oksigen di dalam air rendah. Karena rendah di dalam air, akibatnya hewan-hewan di dalam air itu mati, kekurangan oksigen," sambungnya.

4. Ahli Tegaskan Ikan Tetap Aman Dikonsumsi

Prof Ambo juga menjelaskan, ikan di laut yang airnya berubah menjadi hijau tetap aman dikonsumsi. Namun, Prof Ambo menuturkan ikan yang sudah terlanjur mati sebaiknya tidak dikonsumsi, terutama yang kondisinya sudah membusuk.

"Iya (aman dikonsumsi) yang tidak mati," ujar Prof Ambo kepada detikSulsel, Jumat (20/1).

"Sudah jadi bangkai, sudah busuk, jangan (dikonsumsi)," katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan ikan-ikan lainnya yang mati di laut yang airnya berwarna hijau itu sebenarnya diakibatkan kurangnya kadar oksigen di lautan.

"Dia mati karena kekurangan oksigen," ujarnya.

5. Ahli Sebut Fenomena Laut Berubah Warna Hal Lumrah

Prof Ambo mengatakan, fenomena berubahnya air laut seperti yang terjadi di Selayar sebenarnya hal yang cukup lumrah terjadi. Sementara, warna perubahan warna air laut sendiri dipengaruhi oleh jenis tumbuhan yang mengalami fenomena blooming.

"Itu sering terjadi di mana-mana, bisa di darat, danau, bisa di laut. Kalau di laut bisa warna merah, bisa warna hijau, tergantung tumbuhannya yang meledak," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(urw/hsr)

Hide Ads