Kata Ahli soal Fenomena Air Laut Selayar Berubah Jadi Hijau Tak Berbahaya

Kata Ahli soal Fenomena Air Laut Selayar Berubah Jadi Hijau Tak Berbahaya

Agus Umar Dani - detikSulsel
Sabtu, 21 Jan 2023 08:15 WIB
Air laut Selayar berubah hijau.
Foto: Air laut Selayar berubah hijau. (dok. istimewa)
Selayar -

Fenomena air laut di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mendadak berubah warna menjadi hijau bukanlah sesuatu yang berbahaya. Ahli Ekologi Laut Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Ambo Tuwo mengatakan ikan di laut yang airnya berubah menjadi hijau tetap aman dikonsumsi.

"Iya (aman dikonsumsi) yang tidak mati. (Yang) sudah jadi bangkai, sudah busuk, jangan (dikonsumsi)," ujar Prof Ambo kepada detikSulsel, Jumat (20/1/2023).

Prof Ambo menjelaskan, air laut berubah warna menjadi hijau disebabkan fenomena blooming atau meledaknya populasi plankton di lautan. Sementara ikan-ikan yang mati diakibatkan kurangnya kadar oksigen di lautan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia (ikan) mati karena kekurangan oksigen," ujarnya.

Menurut Prof Ambo, saat siang hari, plankton akan menghasilkan oksigen yang berlimpah di laut, lalu menggunakannya saat malam hari. Namun, jika populasi plankton di laut bertambah secara drastis, tumbuhan ini juga akan menggunakan oksigen yang banyak pada malam hari sehingga kadar oksigen di laut menjadi lebih rendah.

ADVERTISEMENT

"Itu tumbuhan kalau siang dia menghasilkan oksigen, tapi kalau malam dia juga menggunakan oksigen. Pada saat malam hari, itu menyebabkan kandungan oksigen di dalam air rendah. Karena rendah di dalam air, akibatnya hewan-hewan di dalam air itu mati, kekurangan oksigen," jelasnya.

Prof Ambo menambahkan, fenomena blooming ini dipicu oleh adanya suplai bahan organik dari darat yang masuk ke laut. Bahan organik tersebut mengandung nutrien yang merupakan makanan utama plankton.

Bahan organik tersebut bisa berasal dari sisa-sisa pupuk dari lahan pertanian, bahan organik dari limbah dari rumah tangga, serta bahan organik lainnya yang membusuk.

"Karena ada bahan organik berlebihan, maka fotosintesa mikroalga, itu tumbuhan kecil di dalam air, yang populasinya meledak," ungkapnya.

Prof Ambo mengatakan, fenomena semacam ini sebenarnya hal yang cukup lumrah terjadi. Perubahan warna air laut ini dipengaruhi oleh jenis tumbuhan yang mengalami fenomena blooming.

"Itu sering terjadi di mana-mana, bisa di darat, danau, bisa di laut. Kalau di laut bisa warna merah, bisa warna hijau, tergantung tumbuhannya yang meledak," jelasnya.

Pemkab Selayar Kirim Sampel Air dan Ikan ke Laboratorium

Air laut di Selayar, Sulsel berubah menjadi hijau. Pemkab Selayar turun tangan dengan melakukan pengujian sampel air laut dan ikan di laboratorium.

"Pemerintah mengambil sampel baik air maupun ikannya untuk uji laboratorium," kata Wakil Bupati Saiful Arif dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (19/1).

Saiful mengatakan, sampel air laut dilakukan pengujian di Selayar. Namun untuk sampel ikan harus dikirim ke laboratorium di Makassar.

"Di Selayar kita punya keterbatasan sehingga yang bisa diuji adalah air. Untuk ikannya harus dikirim ke Makassar," ujarnya.

Dia juga mengatakan telah memerintahkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mengimbau masyarakat terkait fenomena ini.

"Pertama kita lakukan sebagai pemerintah menugaskan OPD terkait untuk melakukan pengumuman kepada masyarakat, mengimbau jangan dulu mengkonsumsi (ikan)," katanya.




(ata/hsr)

Hide Ads