Kejanggalan Kematian Virendy saat Diksar Mapala Teknik Unhas Menurut Keluarga

Kejanggalan Kematian Virendy saat Diksar Mapala Teknik Unhas Menurut Keluarga

Agil Asrifalgi - detikSulsel
Senin, 16 Jan 2023 06:30 WIB
Virendy Marjefy (19), mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang meninggal dunia saat mengikuti diksar Mapala.
Foto: Agil Asrifalgi/detikSulsel
Makassar -

Keluarga Virendy Marjefy (19), menilai ada kejanggalan dibalik kematian korban saat mengikuti diksar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Apalagi terdapat luka lebam di tubuh korban yang diduga akibat kekerasan.

Virendy yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Unhas meninggal dunia di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Jumat (13/1) malam. Namun jasad korban baru dapat dievakuasi ke Kota Makassar pada Sabtu (14/1).

"Yah kalau kita keluarga melihat kondisi korban ada kecurigaan (tindak kekerasan)," kata ayah Virendy, James kepada detikSulsel saat ditemui di kediamannya di Makassar, Minggu (15/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

James mengatakan luka lebam itu berada di kaki, tangan, dan punggung korban. Luka-luka tersebut diyakini akibat korban mengalami tindakan kekerasan.

"Iya, di kaki bagian kiri, ada juga bagian sininya lebam biru di tangan, bagian belakang (punggung) juga," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Selain luka di tubuh korban, pihak keluarga juga menyoroti sikap panitia Mapala Teknik Unhas. Pasalnya, teman-teman diksar korban tidak ada yang datang ke rumah duka untuk bertemu pihak keluarga.

"Sikap panitia yang seolah-olah ada sesuatu yang ditutup-tutupi dan terkesan juga panitia diksar itu seolah-olah peserta disembunyikan tidak mau ketemu, kita keluarga korban juga bertanya-tanya," ujarnya.

"Sampai sekarang itu teman-teman diksarnya tidak didatangkan padahal kita meminta," tambahnya.

Keluarga Korban Lapor Polisi

Keluarga Virendy Marjefy membuat laporan ke polisi terkait kematian korban. Keluarga menganggap kematian Virendy tidak wajar.

"Baru, ini baru mau ke kantor polisi," kata ayah Virendy, James kepada detikSulsel, Minggu (15/1).

James mengaku melaporkan kejadian yang menimpa anak ketiganya itu karena menemukan kejanggalan. Dia melaporkan organisasi Mapala Teknik Unhas.

"Yang kita laporkan organisasinya dan pasti ikut mi juga kampusnya, karena kan ada yang melepaskan intinya berdua mi di situ," ujarnya.

James menuturkan sempat membuat laporan di Polrestabes Makassar namun diarahkan ke Maros. Sebab korban meninggal di Maros.

"Maros, karena sudah melapor kemarin ke Polrestabes, dia bilang ke Maros ki karna TKP-nya di sana," terangnya.




(hsr/ata)

Hide Ads