Ketua Mapala 09 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ibrahim mengungkap kronologi mahasiswa bernama Virendy Marjefy (19) meninggal dunia saat mengikuti diksar di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia menyebut korban sempat mengeluh kelelahan.
Ibrahim awalnya menuturkan diksar ini berlangsung sejak Senin (9/1) lalu. Selanjutnya korban mulai mengeluh merasa kelelahan saat mereka tengah melintasi sebuah perkampungan di wilayah Kabupaten Maros, pada Jumat (13/1) malam.
"Ya untuk kronologinya itu pada tanggal 13 kemarin malam, tanggal 13 sekitar pukul 20.40 almarhum itu dia mengeluh kecapean terus dia sementara terus berjalan dia duduk terus dia bilang kak capek saya capek," ujar Ibrahim kepada wartawan, Sabtu malam (14/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, kata dia, saat mendengar keluhan korban, panitia langsung melakukan pertolongan dengan memberikan waktu istirahat dan sejumlah makanan. Setelah korban merasa membaik, perjalanan dilanjutkan, namun akhirnya korban kembali terjatuh dan mulai berhalusinasi.
"Makanya dari panitia kan sudah diwanti-wanti jangan sampai ada kenapa-kenapa jadi panitia langsung ke depan dikasih air minum dikasih snack-snack, setelah itu ditanya Viren oke mi? Setelah itu lanjut lagi tetapi jalannya makin lambat, makin lambat itu tiba di sekitar jam 10 malam almarhum ini sudah halusinasi kalau ditanya A dia jawab B, begitu terus kayak sembarang dia bilang," jelas Ibrahim.
Ibrahim menyebut kondisi tubuh korban pada saat itu tidak mengalami demam. Korban disebutnya hanya mengeluh kelelahan.
"Kalau pada saat itu tidak demam. Memang dia mengeluh kecapean," sebutnya.
Setelah dua kali tumbang itu, pihak panitia pun memutuskan untuk mengevakuasi korban dan mencari pertolongan medis. Namun karena lokasi diksar yang jauh dari jalan umum, korban pun meninggal dunia di perjalanan saat dievakuasi.
"Sebelumnya itu di pukul 22.00 Wita korban itu oleng terus halusinasi terus tumbang. Dia sempat tumbang terus kami dari panitia untuk kasih kembali kesadarannya dia masih sempat duduk pada saat itu.
"Setelah dia pingsan, masih sempat duduk untuk cerita lagi masih ada kesadaran untuk berkomunikasi. Korban meninggal saat dievakuasi ke bawah," imbuh Ibrahim.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Fakultas Teknik Unhas Virendy Marjefy (19) meninggal dunia saat mengikuti diksar Mapala di Kabupaten Maros. Korban diduga kelelahan setelah lima hari menjalani proses diksar.
"(Saya) ditelepon sama temannya, katanya ke rumah sakit Grestelina, jadi saya tanya kenapa Viren, sakit ya? Tapi dia bilang segera ke rumah sakit Viren ada di sini jadi kami langsung ke sana," kata orang tua korban, Pemilo Tanjung, Sabtu malam (14/1).
Virendy diketahui meninggal dunia pada Jumat (13/1) malam. Namun jasad korban baru dapat dievakuasi ke Kota Makassar pada Sabtu (14/1).
"Sebelum ke sana (rumah sakit) kami telepon keponakan yang kerja di situ untuk tolong cek anak saya dibantu biar cepat tertolong, tapi ternyata dia sudah meninggal," ujar Pemilo.
Pemilo mengaku belum mengetahui pasti penyebab kematian anaknya itu. Namun berdasarkan informasi yang ia terima, korban meninggal akibat kelelahan.
"Keterangan dokter sudah meninggal, karena kelelahan tadi soalnya tadi bapak yang berhubungan," ucapnya.
(asm/hsr)