Dinkes Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) turut buka suara terkait warga meninggal saat dirujuk dari Pulau Sapuka ke Makassar. Dinkes mengakui keterbatasan alat dan tenaga kesehatan di puskesmas wilayah kepulauan meski idealnya dibutuhkan 4 dokter agar pelayanan maksimal.
"Kondisi puskesmas di pulau dan daratan berbeda. Idealnya itu di puskesmas di pulau butuh 3 hingga 4 dokter," ungkap Kadis Kesehatan Pangkep Herlina kepada detikSulsel, Kamis (12/1/2023).
Herlina menyebutkan ada 7 puskesmas di Pangkep yang berada di wilayah kepulauan. Masing-masing puskesmas tersebut paling banyak hanya ada dua orang dokter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokter di puskesmas pulau itu paling hanya dua, tapi ada juga yang cuman ada satu dokter, jadi masih belum ideal jumlahnya," paparnya.
Puskesmas di pulau tersebut juga harus melayani masyarakat dari pulau lain yang berada di sekitarnya. Sementara jarak menuju ke puskesmas terdekat cukup jauh.
"Puskesmas Liukang Tangaya misalnya, itu harus melayani 25 pulau kecil di sekitarnya yang harus ditempuh 8-10 jam perjalanan kapal. Itu kalau kondisi cuaca normal, kalau cuaca buruk lebih lama lagi," sebutnya.
Dia mengaku sudah beberapa kali meminta kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar ketersediaan dokter di kepulauan bisa menjadi prioritas. Namun menurut dia, Kemenkes hanya meminta untuk bersabar.
"Kami sudah sering sampaikan soal kebutuhan dokter di pulau ke Kemenkes, tapi kami diminta sabar dulu karena bukan hanya Pangkep yang membutuhkan ketersediaan tenaga dokter," imbuhnya.
Di sisi lain menurut dia, dokter yang ingin mendedikasikan diri mengabdi di kepulauan juga masih kurang. Bahkan terkadang, ketika tak sedikit dokter yang mundur saat sudah diterima sebagai PNS.
"Ada yang sudah diterima di Pangkep, tetapi mundur karena tahu penempatan di pulau. Jadi memang berat kalau bicara kesehatan di pulau," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga Pulau Sapuka bernama Rusdi (36) meninggal di kapal saat dirujuk ke rumah sakit (RS) di Kota Makassar. Rusdi sempat dirawat di puskesmas dengan keluhan muntah darah.
"Pak Rusdi butuh penanganan lebih lanjut sehingga keluarga meminta dirujuk ke RS di Makassar tetapi meninggal di perjalanan," ungkap Kepala Puskesmas Liukang Tangaya, Suriani Sattung kepada detikSulsel, Rabu (11/1).
Suriani mengatakan Rusdi sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Kecamatan Liukang Tangaya, Pangkep. Saat itu, Rusdi menjalani perawatan dengan keluhan muntah darah.
"Kami sempat rawat 6-8 Januari lalu, dia mengeluh muntah darah," paparnya.
(hsr/hmw)