Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar Lutfie Natsir mengatakan ekspor pertanian dari Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan di tahun 2022. Total ekspor komoditas pertanian naik sebesar 26,85 persen.
"Perkembangan ekspor dari Provinsi Sulawesi Selatan terutama untuk komoditas pertanian mengalami kenaikan sebesar 26,85%, untuk volume ekspor atau sebesar 170.407 ton dan kenaikan sebesar 14,29% atau senilai Rp 2,5 triliun dengan frekuensi 810 kali. Dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu volume sebanyak 134.371 ton, nilai barang Rp 2,2 triliun dan frekuensi sebanyak 1.071 kali," ujar Lutfie dalam keterangan resmi yang diterima detikSulsel, Rabu (11/1/2023).
Bahkan, Sulsel kembali melakukan ekspor di pekan kedua Januari 2023. Balai Besar Karantina Makassar melepas total 6.150 ton jagung untuk dieskpor ke Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dikatakan Lutfie sebagai upaya realisasi program peningkatkan dan percepatan gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Lebih lanjut, Lutfie melaporkan total negara tujuan ekspor dari BBKP Makassar pada tahun 2022 mencapai 40 negara. Negara tujuan ekspor terbesar pada tahun 2022, antara lain China sebanyak 166 kali, Malaysia sebanyak 123 kali, Amerika Serikat (USA) sebanyak 72 kali, Korea Selatan sebanyak 67 kali dan Jepang sebanyak 45 kali.
"Adapun untuk negara tujuan ekspor baru yaitu Ireland dan Ukraine, dengan jumlah eksportir baru sebanyak 2 eksportir dan komoditas ekspor baru yaitu serbuk kelapa, ubi banggai, ubi jalar, wheat gluten, dan markisa," sebutnya.
Dalam pencapaian kenaikan ekspor pada tahun 2022, jagung merupakan salah satu komoditas penyumbang terbanyak, yakni ekspor sebesar 25.900 Ton dan frekuensi 8 kali dengan nilai barang mencapai Rp 138 Miliar.
Deputi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Machmud mengatakan, mengapresiasi pelepasan ekspor jagung tersebut. Ia berharap agar semua stakeholder dari hulu hingga hilir dapat mendukung para petani untuk menghasilkan komoditas pertanian yang unggul dan diminati banyak pasar.
"Mudah-mudahan ekspor ini bukan awal, tapi kita melanjutkan dan meningkatkan kembali semangat untuk memproduksi komoditas yang berkualitas dan unggul untuk kita pasarkan ke seluruh dunia," ujar Musdalifah.
Musdalifah menyebut, telah mengekspor sebanyak 6.150 Ton di awal tahun. Ia mengatakan, pihaknya memiliki target 100 hingga 200 ribu ton yang diekspor selama tahun 2023.
"Saat ini kita akan mengekspor sebanyak 6.150 Ton sementara target kita ada 100 hingga 200 ribu ton dapat kita ekspor, karena saat ini kita sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri," tuturnya.
Musdalifah mengatakan, ekspor ini dilakukan untuk mensejahterahkan para petani. Pasalnya, dengan mengekspor ke luar negeri, harga jagung di tingkat petani saat supply tinggi akan lebih baik.
Hal itu tentu akan membuat para petani semakin semangat dan termotivasi untuk menanam jagung demi ketersediaan pasokan.
(alk/asm)