Rumah warga yang terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) dipadati eceng gondok. Kondisi ini dikeluhkan warga lantaran mengganggu akses jalan perairan warga.
"Banjir mendorong eceng gondok menutup jalan perahu ke danau. Kalau ada angin kencang akan semakin banyak itu eceng gondok di pemukiman warga," kata salah seorang warga Kelurahan Mattirotappareng, Andi Rahmat Munawar kepada detikSulsel, Jumat (6/1/2023).
Tanaman nonendemik itu muncul di Lingkungan Cappawengeng, Kelurahan Mattirotappareng, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo. Eceng gondok ini terbawa arus banjir yang berasal dari Sungai Walanae yang meluap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat mengatakan, eceng gondok tidak hanya mengganggu akses warga. Namun efeknya juga menyebabkan kediaman warga yang didominasi rumah panggung mengalami pergeseran.
"Ada beberapa rumah warga yang sudah bergeser. Untuk mencegah dampak buruk tersebut, perlu dibuatkan penghalang dari bambu agar pemukiman masyarakat tidak terganggu oleh eceng gondok," sebutnya.
Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Wajo Nasfari menuturkan, untuk eceng gondok ini tentu akan dicarikan solusi untuk pembersihannya.
"Tentunya solusinya ada kalau kita siapkan alat untuk mengurangi eceng gondok di perairan. Nama alatnya berky weed harvester, itu tergantung pemda mau adakan atau meminta ke pusat," sebutnya.
Untuk diketahui, banjir di Wajo menyebabkan 7.681 rumah warga terendam dan 204 warga terpaksa mengungsi. Total ada 27.281 warga yang dilaporkan terdampak atas bencana itu.
"Sejak terjadinya banjir sudah ada 204 jiwa yang harus mengungsi. Para pengungsi tersebar di 5 titik pengungsian di masing-masing kecamatan," kata Marwah kepada detikSulsel, Jumat (6/1).
Banjir juga merendam 45 sekolah, 30 masjid, 13 unit fasilitas kesehatan dan 9 unit fasilitas umum. BPBD Wajo turut melaporkan banjir menggenangi total jalan sepanjang 24,7 kilometer termasuk 30 unit jembatan terdampak.
(sar/ata)











































