Warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibuat heboh oleh kemunculan aliran sesat Hakikinya Hakiki. Aliran tersebut mengaku sudah bertemu Tuhan dan Nabi.
Dalam video beredar, seorang pria yang diduga penganut aliran sesat ini dikerumuni sejumlah warga. Seorang pria brewok kemudian menunjuk pria yang diduga penganut aliran sesat tersebut.
"Orang ini, mengaku sudah pernah ketemu Nabi," ujar pria brewok tersebut sambil menunjuk ke arah pria yang mengenakan kopiah diduga penganut aliran sesat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang mengenakan kopiah itu lantas membenarkannya. "Iya, sudah ka," jawabnya.
Tak sampai di situ, pria yang mengenakan kopiah itu mengaku dirinya juga sudah pernah bertemu Tuhan. Orang-orang di sekitarnya pun semakin geger.
"Sudah (bertemu Tuhan)," ujar pria itu sembari tersenyum.
Dia pun lanjut menjelaskan tentang sosok nabi. Dia mengatakan nabi menyamar di antara manusia biasa.
"Itu nabi menyamar ki semua jadi manusia biasa. Kalau saya sudah ketemu, naperlihatkan ka semua isi badannya," ujarnya.
Penjelasan pria diduga penganut aliran sesat itu membuat sejumlah orang di sekitarnya kian geger dan mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan. Pria itu kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut.
"Sawerigading, itu Nabi," katanya.
MUI Makassar Minta Jangan Ada Bully
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar sebelumnya membenarkan kemunculan aliran sesat 'Hakikinya Hakiki' tersebut. Namun pihak MUI meminta pelaku jangan di-bully.
"Iya harus dibina, tidak boleh di-bully," ucap Sekretaris MUI Makassar, Masykur Yusuf kepada detikSulsel, Jumat (6/1).
Masykur mengaku sudah melakukan langkah awal, yakni mengeluarkan maklumat sesat terhadap aliran tersebut. Menurutnya, mereka bisa jadi hanya korban sehingga harus diberikan pembinaan terlebih dahulu.
"Saya amati itu, dia korban dari orang-orang mengaku dirinya hebat, punya kelebihan dan sebagainya," katanya.
Masykur mengatakan, sudah melakukan langkah-langkah yang bijaksana. Lantaran telah mengeluarkan maklumat dan dilanjutkan dengan pembinaan.
"Jadi bukan fatwa, karena kita masih mau melakukan pembinaan. Jadi kita arahkan mereka supaya bisa bertaubat, bisa mengaku keliru dan sebagainya," ujarnya.
(hmw/sar)