Bendungan Bili-bili Gowa: Sejarah, Daya Tampung hingga Manfaatnya

Bendungan Bili-bili Gowa: Sejarah, Daya Tampung hingga Manfaatnya

Nur Ainun - detikSulsel
Jumat, 06 Jan 2023 12:20 WIB
Bendungan atau cekdam Bili-bili (Noval-detikcom)
Foto: Bendungan atau cekdam Bili-bili (Noval-detikcom)
Makassar -

Bendungan Bili-bili menjadi salah satu bendungan air terbesar di Sulawesi Selatan (Sulsel). Bendungan ini terletak di Desa Bili-bili, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.

Lokasi Bendungan Bili-bili berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Makassar ke arah hulu pertemuan Sungai Jeneberang dan Sungai Jenelata. bendungan ini membendung Sungai Jeneberang yang bersumber dari gunung Bawakaraeng di Gowa.

Dilansir dari laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pembangunan Bendungan Bili-bili awalnya dibuat sebagai sarana drainase pada saluran Sinrijala, Jongaya, dan Panampu yang tidak memadai. Hal itu mengakibatkan meluapnya Sungai Jeneberang menjadi genangan di daerah hilir Sungguminasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendungan Bili-bili juga dibangun untuk mengatur suplai air di Kabupaten Gowa, Takalar, dan Makassar. Lantas, bagaimana sejarah pembangunan Bendungan Bili-bili? Simak ulasan berikut yang dirangkum dari berbagai sumber.

Sejarah Bendungan Bili-bili Gowa

Sejarah pembangunan Bendungan Bili-bili berawal pada tahun 1974. Saat itu Sungai Jeneberang meluap dan menggenangi Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Sedikitnya tiga perempat Makassar tenggelam karena luapan Sungai Jeneberang tersebut.

ADVERTISEMENT

Dari kejadian itu, pada tahun 1980 dilakukan studi secara intensif untuk membangun sebuah bendungan dalam mengatasi banjir. Pada masa itu, banjir setiap tahun menerjang permukiman warga.

Pada tahun 1990 detail desain pembangunan Bendungan Bili-bili telah siap. Mulailah dilakukan pembebasan lahan untuk kepentingan pembangunan tersebut yang luasnya kurang lebih 40,428 ha.

Pengerjaan konstruksi Bendungan Bili-bili dimulai sejak tahun 1992. Tujuan utama pembangunan bendungan ini adalah untuk pengendalian banjir di Kota Makassar dan Gowa, dengan fungsi ikutan seperti air baku kota, listrik, irigasi, perikanan, dan pariwisata. Pada 1993 paket pembuatan jembatan dan pelindung tebing sungai dikerjakan.

Selanjutnya pada tahun 1994 hingga 1997 merupakan paket akhir pembangunan berupa pengerjaan coffer dam utama, bendungan utama, dan bendungan sayap kiri dan kanan, spillway, outlet intake, dan fasilitas outlet.

Bendungan ini dibangun dengan dana pinjaman luar negeri sebesar Rp 780 miliar. Pembangunan berjalan atas kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Bendungan ini didesain dengan type rockfill dam dengan inti di tengah (center core rockfill dam). Dam Bili-bili didesain dengan menggunakan desain seismic coefficient di Jepang 0,12 (medium earthquake region) yang dikenal sangat rawan gempa, meskipun Sulawesi Selatan pada umumnya relatif sangat aman dari gempa.

Selain itu, juga didesain dengan inflow discharge 3,100 m3/detik, setara dengan kala ulang 1000 tahun. Pada elevasi 103 design flood water level.

Daya Tampung Bendungan Bili-bili

Bendungan Utama

  • Elevasi Puncak : +106 meter
  • Tinggi Bendungan : 73 meter
  • Panjang Bendungan : 750 meter
  • Lebar Puncak : 10 meter
  • Tipe Bendungan : Urungan batu/Rackfill dengan dengan inti tengah
  • Elevasi Dasar Sungai : +48 meter
  • Panjang Cofferdam : 560 meter
  • Elevasi Cofferdam : +70 meter
  • Volume Timbunan Cofferdam : 570.000 m3
  • Sumber Pengisi Waduk : Sungai Jeneberang

Waduk

  • Tampungan Efektif : 346.000.000 m3
  • Tampungan Total : 375.000.000 m3
  • Tampungan Sedimen : 29.000.000 m3
  • Luas Area Genangan : 22.15 km2
  • Elevasi Banjir Rencana : +103 meter
  • Elevasi Air Normal : +99.5 meter
  • Elevasi Air Terendah : +65 meter
  • Daerah Tangkapan : 384.40 km2
  • Tebing Sekeliling : Tanah dan Batu

Bangunan Pelimpah

  • Lebar Spillway elv +99.50 meter : 70 meter
  • Lebar Spillway elv +91.80 meter : 14 meter
  • Panjang Jembatan : 97.40 meter
  • Debit Rencana (inf) : 3.800 m3/dtk

Bangunan Pengambil (Intake)

  • Tipe Pintu : Pintu Penyekat (Bulkhead Gate)
  • Jenis : Roller gate
  • Debit yang keluar : 44.80 m3/dtk
  • Tipe Pintu Jagaan : Katup diameter 2 meter
  • Tipe Pintu Kontrol : Pancar (jet Flow gate) diameter 2 meter

Manfaat Bendungan

  • Untuk pengendalian banjir sungai Jeneberang dari debit 2.200 m3/dtk menjadi 1.200 m3/dtk dengan pengendalian banjir periode ulang 50 tahunan.
  • Penyediaan air baku sebesar 3,3 m3/dtk
  • PLTA dengan kapasitas terpasang 20,1 MW
  • Pariwisata / olah raga air
  • Perikanan Darat
  • Pelayanan air untuk irigasi

Wisata Bendungan Bili-bili

Bendungan Bili-bili Sering kali menjadi tempat untuk berfoto karena memilih pemandangan yang sangat fotogenik. Di tempat ini memberikan sensasi piknik suasana desa yang sangat ramah dengan wisatawan.

Bendungan Bili-bili memiliki sensasi wisata alam dan kuliner yang menjadi paduan luar biasa di area sekitar bendungan. Pemandangan danau yang perlahan mulai tertutup awan mendung, menambah eksotisme pemandangan alam yang sangat indah.

Di sini juga memiliki tempat untuk menikmati sajian kuliner di warung sekitar, seperti ikan nila bakar dan goreng, sambal ulek khas desa Parangloe, irisan mangga muda segar, dan tumis kangkung bumbu terasi, yang membuat suasana sore kian istimewa.




(urw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads