Dahsyatnya Gempa M 4,9 Jayapura Merusak Mal hingga Rumah Sakit

Jayapura

Dahsyatnya Gempa M 4,9 Jayapura Merusak Mal hingga Rumah Sakit

Jonh Roy Purba - detikSulsel
Selasa, 03 Jan 2023 07:30 WIB
Pj Wali Kota Jayapura Fransk Pekey saat meninjau bangunan terdampak gempa.
Foto: Pj Wali Kota Jayapura Frans Pekey saat meninjau bangunan terdampak gempa. (Jonh Roy Purba/detikcom)
Jayapura -

Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 mengguncang Kota Jayapura, Papua. Guncangan gempa yang kuat menyebabkan sejumlah bangunan rusak, mulai dari mal hingga rumah sakit.

BMKG melaporkan gempa yang melanda wilayah Jayapura terjadi pada Senin (2/1/2023) pukul 03.24 WIT. Gempa magnitudo 4,9 ini berpusat di Jayapura dengan kedalaman 10 kilometer.

"Rumah Sakit Provita di pintu lift yakni keramiknya rusak. Kemudian Restoran B-one kacanya pecah atau runtuh. Di Hotel Sunny ada plafon dan dindingnya retak," sebut Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura Frans Pekey usai meninjau bangunan terdampak gempa, Senin (2/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Frans mengatakan, Mal Jayapura juga mengalami keretakan pada bagian dindingnya. Sejumlah studio film XXI di dalam mal disebut mengalami kerusakan pada bagian plafon.

"Saya tadi sudah lihat, dimana plafonnya rusak dan saya telah meminta studio itu harus ditutup dan diperbaiki baru bisa digunakan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Pihaknya memastikan bangunan terdampak mengalami kerusakan kategori ringan. Frans juga memastikan tidak ada korban jiwa imbas gempa tersebut.

"Secara keseluruhan kondisinya aman tak ada korban jiwa ataupun kerusakan berat. Hanya ada beberapa kerusakan ringan yang terjadi," ungkap Frans.

Frans mengingatkan warga untuk tetap waspada apalagi masih ada potensi terjadi gempa susulan. Namun dia menegaskan, gempa magnitudo 4,9 tidak berpotensi tsunami.

"Gempa ini berada di kedalaman 10 kilometer di darat sehingga tidak ada potensi tsunami. Jadi masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi terhadap informasi atau isu-isu yang berkembang di masyarakat," tegasnya.

Sementara Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah V, Danang Pamuji mengaku potensi tsunami tidak memungkinkan jika melihat lokasi terjadinya gempa. Namun gempa berdampak terhadap kerusakan pada bangunan.

"Gempa utama tadi mengakibatkan plesteran RS Provita rusak dan plafon Hotel Swisbell rusak," kata Danang.

Menurut Danang, jenis gempa tektonik yang terjadi di Jayapura diakibatkan adanya pergerakan aktivitas pentatonik. Namun berpotensi masih akan terjadi gempa susulan.

"Diperkirakan masih akan terjadi namun berkekuatan kecil. Diharapkan masyarakat untuk tidak panik dan termakan informasi hoax," imbuhnya.

Penyebab Gempa M 4,9 Jayapura

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M 4,9 berlokasi di darat pada jarak 14 kilometer arah Timur Laut Kota Jayapura, Papua pada kedalaman 10 kilometer. Titik koordinatnya koordinat 2.53 lintang selatan dan 140.74 bujur timur.

Kepala BMKG Wilayah V Yustus Rumakiek menjelaskan, gempa dipicu aktivitas sesar lokal. Hal ini berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

"Tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal diduga diakibatkan oleh aktivitas sesar lokal yang melintasi Jayapura," urai Yustus dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (2/1/).

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Jayapura IV MMI. Artinya, bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

"Hingga saat ini terdapat ada nya laporan kerusakan akibat gempa bumi tersebut," tambahnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

BMKG Catat 71 Kali Gempa Susulan

BMKG mencatat telah terjadi 71 gempa susulan pascagempa berkekuatan magnitudo 4,9 M di Kota Jayapura, Papua. Hal itu berdasarkan monitoring hingga pukul 17.00 Wita, pada Senin (2/1).

"Berdasarkan hasil monitoring BMKG, hingga pukul 17.00 WIT telah terjadi 71 kali gempa susulan dengan 8 di antaranya dirasakan oleh masyarakat, baik gempa bumi utama maupun susulan yang terpantau tidak berpotensi tsunami," ungkap Yustus.

Yustus menegaskan Jayapura merupakan wilayah dengan potensi kejadian gempa bumi tinggi akibat adanya subduksi utara Papua. Dia juga mengungkapkan adanya patahan aktif yang melintasi wilayah Jayapura sebagai sumber gempa.

"Gempa bumi dapat terjadi kapan saja dengan berbagai variasi kekuatan dan hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu untuk memprediksi kapan akan terjadi gempa bumi," imbuhnya.

Menurut Yustus, pola kejadian gempa bumi susulan cenderung mengalami penurunan frekuensi. Hal ini berdasarkan evaluasi kejadian gempa bumi susulan per 3 jam.

"Diimbau kepada masyarakat tidak perlu takut dengan banyaknya gempa susulan," tutur Yustus.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Imbauan BMKG kepada Warga

Kepala BMKG Wilayah V Yustus Rumakiek menjelaskan, terjadinya gempa susulan pasca gempa M 4,9 di Jayapura adalah proses untuk mencapai titik keseimbangan baru pascaterjadinya gempa bumi. Situasi ini dianggap wajar terjadi pada gempa-gempa besar.

"Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing informasi berita palsu/hoax dari sumber-sumber yang tidak kredibel yang beredar," tegasnya.

Namun warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menghindari bangunan retak atau rusak karena gempa bumi. Masyarakat juga diminta mengecek bangunan tempat tinggal.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa bumi, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa bumi yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3
(sar/urw)

Hide Ads