BMKG mencatat telah terjadi 71 gempa susulan pascagempa berkekuatan magnitudo (M) 4,9 M di Kota Jayapura, Papua. Namun BMKG gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
"Berdasarkan hasil monitoring BMKG, hingga pukul 17.00 WIT telah terjadi 71 kali gempa susulan dengan 8 di antaranya dirasakan oleh masyarakat, baik gempa bumi utama maupun susulan yang terpantau tidak berpotensi tsunami," ungkap Kepala BMKG Wilayah V Yustus Rumaikek dalam keterangannya kepada detikcom, Senin (2/1/2023).
Yustus menegaskan Jayapura merupakan wilayah dengan potensi kejadian gempa bumi tinggi akibat adanya subduksi utara Papua. Dia juga mengungkapkan adanya patahan aktif yang melintasi wilayah Jayapura sebagai sumber gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gempa bumi dapat terjadi kapan saja dengan berbagai variasi kekuatan dan hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu untuk memprediksi kapan akan terjadi gempa bumi," imbuhnya.
Menurutnya pola kejadian gempa bumi susulan cenderung mengalami penurunan frekuensi. Hal ini berdasarkan evaluasi kejadian gempa bumi susulan per 3 jam.
"Diimbau kepada masyarakat tidak perlu takut dengan banyaknya gempa susulan," tutur Yustus.
Yustus melanjutkan, terjadinya gempa susulan adalah proses untuk mencapai titik keseimbangan baru pascaterjadinya gempa bumi. Situasi ini dianggap wajar terjadi pada gempa-gempa besar.
"Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing informasi berita palsu/hoax dari sumber-sumber yang tidak kredibel yang beredar," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura Frans Pekey memastikan tidak ada korban jiwa atas insiden gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9. Namun sejumlah bangunan dilaporkan rusak ringan.
"Secara keseluruhan kondisinya aman tak ada korban jiwa ataupun kerusakan berat. Hanya ada beberapa kerusakan ringan yang terjadi," ungkap Frans Pekey kepada wartawan, usai memantau gedung-gedung yang rusak akibat gempa, Senin (2/1).
Frans mengungkapkan adapun gedung yang mengalami kerusakan yakni Mal Kota Jayapura. Gedung utama Mal Jayapura mengalami keretakan termasuk plafon studio film.
"Tadi pengelola studio XXI sudah kami minta untuk studio yang rusak harus ditutup dan diperbaiki, baru bisa digunakan. Begitu juga dengan manajemen mal sudah kami minta untuk dikaji terkait ketahanan gedung imbas bencana. Inikan mal tempat orang berkumpul, belanja dan berekreasi," tegasnya.
Plafon Hotel Swisbell juga mengalami kerusakan. Sementara di Rumah Sakit Provita, dinding di depan lift keramiknya runtuh.
"Tadi kita juga tinjau Restoran B-one kacanya pecah atau runtuh. Di Hotel Sunny ada plafon dan dindingnya retak. Nah ini semua sudah kita minta untuk memperbaiki, agar aktivitas di tempat tersebut bisa berjalan baik," terang Frans.
(sar/sar)