Sejarah Tahun Baru Jatuh di Bulan Januari

Sejarah Tahun Baru Jatuh di Bulan Januari

Tim detikEdu - detikSulsel
Jumat, 30 Des 2022 22:10 WIB
Ilustrasi pergantian tahun di Singapura
Ilustrasi. Foto: (Reuters)
Makassar -

Tahun baru identik dengan pergantian bulan dari Desember ke Januari. Penetapan 1 Januari sebagai awal tahun bukan tanpa alasan, ada sejarah di baliknya.

Dilansir dari detikEdu, Jumat (30/12/2022) biasanya terdapat perayaan dalam menutup dan mengawali tahun. Ada yang menyalakan kembang api, berkumpul bersama, hingga membuat resolusi tahun baru.

Diketahui perayaan tahun baru sudah ada sejak zaman Mesopotamia. Menurut Ensiklopedia Britannica, Festival Tahun Baru (Akitu) berasal dari sekitar tahun 2000 SM di Mesopotamia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pada masa itu tahun baru tidak jatuh pada bulan Januari, tapi bulan Maret. Apa alasan dan sejarahnya? Simak ulasannya berikut ini.

Sejarah Tahun Baru Jatuh di Bulan Januari

1. Tahun Baru Mulanya Jatuh di Bulan Maret

ADVERTISEMENT

Bangsa Babilonia pada zaman Mesopotamia merayakan merayakan tahun baru dengan bulan baru setelah ekuinoks musim semi atau pertengahan Maret.

Tahun baru bagi mereka adalah pergantian musim yakni pada bulan Maret. Kemudian pada kalender republik Romawi, tahun baru dimulai pada 1 Maret.

2. Raja Romawi Numa Pompilius Buat Perubahan

Permulaan tahun kemudian berubah pada era raja Romawi, Numa Pompilius. Kalender Romawi awalnya terdiri dari 10 bulan dan 304 hari, yang diciptakan oleh Romulus, pendiri Roma, pada abad kedelapan SM.

Pada masa pemerintahan Numa (715-673 SM Tahun C), ia merevisi kalender republik Romawi dan ditetapkan Januari sebagai bulan pertama menggantikan Maret. Numa juga menambahkan bulan Januarius dan Februarius. Menurut tradisi Romawi, Januari dinamai Janus, yakni Dewa Romawi dari segala permulaan.

Namun demikian, ada bukti bahwa 1 Januari tidak dijadikan sebagai awal resmi tahun baru Romawi hingga tahun 153 SM.

3. Kalender Julian

Pada 46 SM, Julius Caesar, Jenderal dan Politikus Romawi, memperkenalkan kalender Julian dengan banyak perubahan. Salah satunya, ia mempertahankan 1 Januari sebagai tanggal pembukaan tahun.

Kalender Julian sendiri masih memerlukan perubahan tambahan karena adanya kesalahan mengenai tahun kabisat. Kesalahan tersebut hingga menyebabkan peristiwa di musim yang salah selama beberapa abad. Termasuk dalam penentuan tanggal Paskah.

4. Kalender Gregorian

Selanjutnya, Paus Gregorius XIII merevisi kalender pada tahun 1582. Selain memecahkan masalah dengan tahun kabisat, kalender Gregorian memulihkan 1 Januari sebagai awal Tahun Baru.

Kalender Gregorian diadopsi oleh Italia, Prancis, dan Spanyol termasuk di antara negara-negara yang segera menerima kalender baru. Perubahan ini awalnya tidak diikuti oleh negara-negara Protestan dan Ortodoks serta Inggris Raya dan koloninya di Amerika.

Seiring berjalannya waktu, negara lain pun mulai mengadopsi kalender baru Gregorian. Bahkan negara-negara non Kristen mulai menggunakan kalender tersebut dan menjadikan 1 Januari sebagai awal tahun.




(asm/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads