Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar melaporkan empat kecamatan di Makassar, Sulawesi Selatan diterjang banjir. Insiden ini mengakibatkan 3.189 rumah terendam dan 1.652 warga mengungsi.
Data tersebut berdasarkan laporan yang diterima hingga pukul 14.00 Wita, Jumat (30/12/2022). Namun angka itu masih bisa bertambah.
"Namun kami lihat angkat tersebut masih bisa bertambah," tutur Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin kepada detikSulsel, Jumat (30/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data BPBD, banjir yang merendam 3.189 rumah membuat 2.695 kepala keluarga dan 9.167 jiwa terdampak. Korban banjir Makassar tersebut tersebar di empat kecamatan dan 19 kelurahan Kota Makassar.
Hendra mengatakan, empat kecamatan terdampak banjir, yakni Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea dan Panakkukang. Ada 1.652 jiwa yang mengungsi di 28 titik pengungsian.
"Tempat pengungsian saat ini ada 28 di 2 kecamatan," tuturnya.
Namun warga yang mengungsi hanya dari dua kecamatan terdampak saja. Dua wilayah itu, yakni Manggala 1.171 orang mengungsi dan 481 warga lainnya mengungsi dari Kecamatan Biringkanayya.
"Kecamatan Tamalanrea dan Panakkukang belum ada titik ungsi. Karena masyarakatnya belum merasa perlu untuk dievakuasi atau debit airnya, tinggi airnya belum signifikan untuk mengungsi," papar Hendra.
Hendra menuturkan, daerah rawan banjir tersebut sedianya mulai surut sejak Rabu (28/12). Namun hujan lebat yang kembali melanda Kota Makassar beberapa hari terakhir membuat debit air terus bertambah.
"2 hari yang lalu, lokasi tersebut sudah mulai surut. Namun karena intensitas cuaca atau hujan yang cukup tinggi, kemudian pada saat ini banjirnya sudah mulai naik lagi," ucapnya.
"Rata-rata sekitar 50 cm, itu rata-rata. Namun kenyataannya di lapangan ada titik yang lebih dari 1 meter," sambung Hendra.
Pihaknya mengaku sudah melakukan penanganan yang cukup maksimal. BPBD Makassar melakukan pendataan untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan warga terdampak banjir.
"Bukan hanya menghitung jumah pengungsi, tapi juga mem-breakdown. Misalnya jenis kelamin, berapa laki-laki, perempuan, berapa bayi laki-laki, perempuan, anak laki-laki, perempuan, lansia, penyandang disabilitas. Ini gunanya adalah sebagai bahan bagi kami untuk menyampaikan kepada OPD terkait untuk mengintervensi bantuan di titik-titik ungsi," jelasnya.
Menurutnya, pihaknya menerima banyak bantuan dari berbagai pihak untuk korban banjir. Bantuan itu datang dari OPD terkait, BPBD, dinas sosial hingga relawan.
"Kami juga tidak berhenti menerima bantuan dari komunitas, relawan dan masyarakat tertentu yang memberikan bantuan kepada para penyintas bencana banjir," kata Hendra.
(sar/ata)