Mengenal Bencana Hidrometeorologi yang Kerap Disebut BMKG saat Cuaca Ekstrem

Makassar -

Bencana hidrometeorologi sering kali disebut oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat cuaca ekstrem melanda suatu wilayah. Lantas apa itu bencana hidrometeorologi?

Dilansir dari detikINET yang mengutip National Geographic, Jumat (30/12/2022) bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti suhu, tekanan, curah hujan, angin, kelembapan, dan yang lainnya. Contoh bencana ini seperti banjir, kekeringan, badai, dan tanah longsor.

Selain faktor cuaca potensi terjadinya bencana hidrometeorologi ini juga meningkat dengan kerusakan lingkungan akibat ulah manusia (antropogenik) dan perubahan iklim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus bencana banjir, longsor, dan puting beliung, disebutkan bahwa penyebabdominannya lebih keantropogenik. Eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam, perluasan lahan, serta perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan atau sawah pertanian dan permukiman tanpa diikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air, menyebabkan bencana jadi lebih sering terjadi.

Sementara kepadatan penduduk juga menyebabkan perubahan tekanan udara. Hal ini berpeluang terjadi bencana angin puting beliung, karena udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.

Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Berdasarkan laporan dari Global Humanitarian Forum, bencana hidrometeorologi akan menjadi ancaman terbesar manusia pada tahun-tahun mendatang. Apalagi ditambah dengan pemanasan global yang berdampak pada menghangatnya suhu dan mencairnya es di kutub.

Perubahan iklim menjadi penyebab meningkatnya bencana hidrometeorologi karena secara nyata telah mempengaruhi terjadinya perubahan watak hujan dan cuaca. Tidak hanya polanya, tapi intensitas, durasi, dan sebaran curah hujan juga berubah.

Untuk mengatasi bencana hidrometeorologi, perlu dilakukan pengembangan teknologi, pemantauan dan prediksi kebencanaaan, penyusunan tata ruang yang sesuai tingkat kerentanan bencana, serta kampanye untuk peningkatan pemahaman dampak dan pengurangan risiko bencana.