Contoh khotbah tahun baru bisa menjadi referensi bagi pengkhotbah yang akan membawakan ceramah keagamaan, khususnya bagi umat kristiani. Khotbah akhir tahun juga bisa menjadi bahan renungan dan refleksi diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik di tahun berikutnya.
Setiap akhir tahun dan awal tahun masehi yang didasarkan pada kelahiran Yesus, sebagian besar umat kristiani di seluruh dunia akan mengadakan ibadah di gereja. Ibadah yang dilakukan pada akhir tahun ini merupakan serangkaian dari peringatan Natal yang jatuh pada 25 Desember.
Pergantian tahun sejatinya menjadi momen yang tepat untuk merenungi hal-hal yang telah terlewati sepanjang tahun yang lalu, serta memproyeksikan diri untuk setahun yang akan datang. Karena itulah, khotbah akhir tahun ini sangat penting dalam pelaksanaan ibadah akhir tahun yang dilakukan umat kristiani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umumnya, khotbah akhir tahun ini diambil dari berbagai ayat Alkitab. Khotbah akhir tahun bertujuan memberikan renungan bagi umat kristiani seputar firman Tuhan yang disampaikan dalam berbagai tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Berikut ini kumpulan contoh khotbah akhir tahun yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber:
Contoh Khotbah Tahun Baru 1
Judul Khotbah: Allah Senantiasa Menuntun Kepada Jalan Keselamatan
Apakah jalan kehidupan manusia selalu mudah? Dengan segera kita tentu akan menjawab "tidak." Berdasarkan pengalaman, ada berbagai tantangan, rintangan serta kesulitan yang mewarnai kehidupan. Tak ayal kadangkala manusia menjalani kehidupannya tanpa pengharapan. Tidak ada gairah dan semangat, karena rasanya Tuhan terlalu jauh dan tak kuasa untuk menolong kita. Apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini rasanya sia-sia saja. Jika itu yang kita rasakan, kisah berikut menolong kita untuk merefleksikan bahwa semua pengalaman kehidupan kita berharga.
Diceritakan, di sebuah desa yang mengalami kekeringan, penduduknya harus mengambil air di sumur yang letaknya berada jauh di pinggir desa. Seorang laki-laki bernama Semi juga tidak luput dari kondisi seperti penduduk lainnya. Setiap hari menjelang senja, dengan menggunakan dua ember yang dipikulnya, Semi mengambil air di pinggir desa. Sengat matahari, jarak yang jauh dan jalan yang berbatu-batu menjadi tantangan tersendiri. Tantangan itu terasa semakin berat ketika ia menyadari embernya yang ada pada sebelah kanan pikulannya mengalami lubang kecil pada bagian bawahnya. Sehingga setiap kali ia memenuhi ember dengan air, maka sesampainya di rumah airnya sudah berkurang. Ia merasa sia-sia, sedangkan untuk mengganti embernya sudah tidak mungkin, ia tidak punya biaya untuk membelinya. Rasanya ia mau menghentikan saja usahanya mengambil air. Tetapi, seorang temannya yang mengetahui hal itu mengajaknya untuk bercakap-cakap. "Jangan kau hentikan usahamu untuk mengambil air, kau tidak tahu apa yang dihasilkan dari ember mu yang berlubang itu. Coba kau perhatikan jalan setapak yang kau lewati. Perhatikan sebelah kanan jalan itu kau akan melihat bunga-bunga putih kecil yang tumbuh. Padahal ini musim kering, dari mana tanaman itu dapat air, sehingga ada bunga-bunga yang bisa tumbuh? Ketahuilah, air itu datangnya dari air yang jatuh dari ember mu yang berlubang. Tidak ada yang sia-sia, engkau masih bisa membawa air ke rumahmu dan engkau juga bisa membuat kehidupan tanaman itu tetap berlangsung," ujar kawan Semi.
Kisah tersebut di atas mengajak kita untuk merefleksikan bahwa dalam setiap pengalaman kehidupan, sesungguhnya Tuhan senantiasa ada dan membawa kebaikan bagi manusia, meskipun terkadang manusia keliru dalam menangkap rencana Tuhan.
Pada saat ini kita mengawali tahun baru 2023. Hari-hari telah kita lalui di sepanjang tahun 2022 dengan berbagai dinamika kehidupan yang mewarnai. Apabila kita diperkenankan untuk memasuki tahun 2023, sesungguhnya itu semua juga karena karunia dari Tuhan. Sebagaimana refleksi penulis Kitab Yesaya dalam Yesaya 63:7-9, Tuhan dihayati sebagai penuntun kehidupan yang telah membawa mereka kembali ke Israel. Dalam ayat 7 tertulis demikian "Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar." Tuhan penuh dengan kasih setia, Ia melakukan kebajikan kepada umat-Nya dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang Tuhan dinyatakan dengan melepaskan bangsa Israel dari kesesakan mereka (Ay. 8). Sebagai bangsa yang ada di bawah penguasaan Babel, bangsa Israel kala itu tidak memiliki kebebasan. Hak-hak mereka ada di bawah kekuasaan penguasa Babel. Hidup yang semacam ini tentu sangatlah tidak menyenangkan. Namun Tuhan kemudian melepaskan bangsa Israel dari segala kesesakan itu, karena kasih setia dan kasih sayang Tuhan. Di sini nampak dengan jelas bagaimana penyertaan Tuhan dalam perjalanan kehidupan bangsa Israel.
Dalam bacaan kedua kita juga mendapat peneguhan Yesus sebagai pemimpin kepada keselamatan. Dalam Ibr. 2:10 penulis surat Ibrani menulis demikian "Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagi-Nya dan oleh-Nya - segala sesuatu dijadikan - yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan." Menariknya, penulis Surat Ibrani melihat penderitaan bukan sebagai nasib buruk, namun justru menjadi sarana bagi Yesus untuk memimpin kepada keselamatan. Kata penderitaan pada kalimat tersebut terambil dari bahasa Yunani patematon. Kata patematon berasal dari kata dasar patema yang berarti 'penderitaan.' Adapun kata patematon adalah kata benda bentuk jamak dari patema, sehingga kata tersebut lebih tepat diterjemahkan dengan 'penderitaan-penderitaan.' Penderitaan Yesus yang tidak hanya satu kali itu menjadi sarana atau jalan bagi Yesus untuk memimpin manusia menuju jalan keselamatan. Sekali lagi kita mendapatkan penegasan bahwa penderitaan tidak sama sekali buruk pada dirinya, dibalik penderitaan ada hal baik yang bisa kita dapatkan.
Dalam bacaan ketiga, kita diajak untuk mengingat kisah kelahiran Yesus. Kisah di dalam Injil Matius mengenai bayi Yesus yang dibawa mengungsi ke Mesir memang khas Matius dan tidak terdapat dalam Injil Sinoptik yang lain. Itu artinya sumber cerita ini terlepas dari Injil Markus. Penulis Injil Matius yang berlatar belakang Yahudi, membawa kisah Yesus pada kisah tokoh besar bagi bangsa Yahudi, yakni Musa. Dengan alur kisah yang sama, penulis hendak menampilkan Yesus sebagai sosok Musa yang baru, yang kuasa dan ketokohannya lebih besar dari pada Musa. Pada masa bayi, Yesus mengalami bahaya dengan adanya rencana jahat Herodes yang hendak membunuh-Nya. Namun Tuhan menyelamatkan bayi Yesus dengan memerintahkan Yusuf untuk mengungsi ke Mesir. Kuasa dan rencana Tuhan melampaui rencana jahat manusia.
Memasuki tahun yang baru ini, kita tidak tahu tantangan apa yang terbentang di depan. Apakah keadaan kita menjadi lebih baik di tahun yang baru, kita tidak tahu. Saya teringat dengan sebuah kalimat indah yang berbunyi: Learn from yesterday, Live for today, and Hope for tomorrow. Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah di hari ini, dan milikilah pengharapan untuk hari esok. Di setiap dinamika kehidupan, Ia senantiasa menyertai kehidupan kita. Tidak ada yang sia-sia dengan hari yang telah kita lalu, jika kita mau belajar darinya. Dengan semangat dan pengharapan yang penuh, marilah kita menyongsong hari depan, dengan meyakini bahwa Tuhan yang penuh kasih setia akan senantiasa menolong kita, menuntun, dan memimpin kita kepada jalan keselamatan. Amin.
Contoh Khotbah Tahun Baru 2
Judul Khotbah: Menggunakan Waktu Karunia Allah dengan Benar
Saudaraku yang berbahagia, yang dikasihi Tuhan dan mengasihi Tuhan, puji syukur kehadirat Tuhan bahwa kita telah diperkenankan melewati tahun 2022 dengan selamat dan memasuki tahun yang baru, tahun 2023 dengan tidak kurang suatu apa.
Tuhan Pencipta, Pengatur dan Pengarah Waktu
Saudaraku yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Kitab Pengkhotbah ditulis kira-kira abad ke 4 sampai ke 3 SM, dimana keadaan Israel digambarkan begitu muram. Secara politis Israel hidup dibawah kekuasaan penjajah silih berganti. Mulai Penjajah Babil, kemudian Madai, Persia dan sejak tahun 332 SM dijajah Yunani. Kekerasan, penindasan, perang, kriminalitas dan penderitaan terjadi silih berganti. Tidak ada perbaikan masyarakat. Raja Al Masih yang dinantikan belum datang-datang. Nabi-nabi tidak muncul, Firman Tuhan yang menyegarkan menjadi langka, sehingga seorang ahli hikmat (pengkhotbah) menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baru di bumi, segalanya sia-sia."Untuk segala sesuatu ada masanya" (3:1a), kata Pengkhotbah. Dalam sukacita waktu terasa begitu cepat, namun di waktu menderita waktu berjalan begitu lambat. Namun sebenarnya itu hanyalah persepsi manusia saja. Kata waktu di dalam Bahasa Yunaninya dipakai dua kata: pertama, kronos, yaitu suatu proses dari peristiwa dan keadaan yang berawal dan berakhir. Proses ini seperti titik-titik yang membentuk garis. Yang kedua, Kairos artinya kesempatan. Bahwa setiap titik itu tidak akan terjadi lagi, oleh karena itu ia menjadi kesempatan yang tiada duanya untuk diisi. Jikalau dibandingkan dengan umur bumi dan planet-planet alam semesta yang jutaan tahun, lebih-lebih keabadian, waktu manusia sebenarnya sangat singkat dan sangat sementara sekali (Mzm 89:48; 90:5-7,10). Manusia hanya seperti titik atau debu yang kecil sekali. Dalam waktu yang sangat singkat itu berisi beraneka ragam peristiwa dan keadaan, bahkan yang bertentangan antara satu dengan yang lain. Seolah tidak ada yang pasti, otak manusia tidak ada yang mampu menggapai. Banyak orang bingung!
Manusia bingung, karena hanya mengetahui sekeping kecil waktu. Namun bagi Tuhan Sang Pencipta waktu, Dia mengetahui waktu tersebut secara utuh. Bahkan Dia mengaturnya dan mengarahkannya dengan cermat, sehingga tidak ada yang "kebetulan" bagi-Nya. Oleh karena itu hanya Dialah yang dapat diandalkan untuk menjadi dasar berdiri teguh di tengah berbagai guncangan dan penjungkir-balikan ketidakpastian dan ancaman penyirnaan ini. Bersama Tuhan Sang Pencipta, Pengatur dan Pengarah waktu itulah kita melangkahkan kaki memasuki tahun 2021 ini. Maka berita Pengkhotbah, bahwa di tengah kesia-siaan ini janganlah hidup kita menjadi sia-sia juga. Hiduplah secara positip terhadap waktu, pekerjaan dan keluarga.
Betapa pentingnya tiap titik waktu yang kita miliki untuk kita isi dan gunakan dengan benar. Sebab Dia tidak hanya akan membuat segala sesuatu indah dan bermakna pada waktunya saja, melainkan juga akan memberikan kekekalan dalam hati kita (3:11). Betapa indahnya, di tengah dunia yang tidak sempurna, kemampuan manusia yang serba terbatas dan penuh kefanaan, kita dapat melihat dan mengimani apa yang melampaui apa yang kelihatan dan segera berlalu ini, yakni karya dan pengaturan Tuhan yang utuh akan waktu, bahkan tujuan Tuhan yang akan membawa kepada kekekalan masa depan setelah waktu itu sendiri berakhir. Hal itu akan membawa hidup kita tidak diombang ambingkan oleh gebyar nilai-nilai dunia yang serba terbatas dan fana ini, melainkan dituntun dan ditentukan oleh nilai-nilai kekekalan. Itulah yang akan membawa kepada hidup penuh hikmat dan ketenangan.
Menikmati dan Mengisi Waktu dengan Benar
Saudaraku yang berbahagia, masa depan yang cemerlang yang disediakan Tuhan itu adalah langit baru dan bumi baru, sebagaimana yang disaksikan oleh Yohanes di Pulau Patmos (Wahyu 21:1-6a). Langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru itu turun dari langit, artinya bukan berasal dari dunia, bukan hasil pencapaian karya manusia, melainkan dari Allah sendiri. Ia akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatNya yang dikasihiNya, artinya terjadi persekutuan antara Allah dan manusia yang demikian indah dan baiknya. Tidak ada derita, perkabungan, maut dan air mata. Dia akan menghapus segala air mata. Ia menjadikan segala sesuatu baru, yang lama telah berlalu. Dia adalah Sang Alfa (awal) dan Omega (akhir).
Yang mengagetkan, untuk masuk ke dalam langit baru dan bumi baru itu ditentukan oleh apa yang kita lakukan dengan waktu yang dikaruniakan Tuhan dalam hidup kita kini. Lebih mencengangkan lagi, dasar dan ukuran penilaiannya dalam mengisi waktu itu adalah bukan benar atau salahnya doktrin agamamu, bukan pula sejauh mana kerajinan ibadahmu atau mengikuti semua ritual agamamu, melainkan bagaimanakah sikapmu kepada sesamamu. Yakni sesamamu yang paling hina yang tidak dapat kau harapkan untuk memberikan balasan kepadamu. Sebab Sang Raja, Tuhan Yesus sendiri mengidentifikasikan dengan mereka yang paling hina dan membutuhkan itu: yang lapar, haus, telanjang, terasing, sakit dan terpenjara. Apa yang kau lakukan kepada mereka, itulah yang kau lakukan kepada Tuhan Yesus Sang Raja dan Sang Hakim itu sendiri. (Matius 25:34-40).
Saudaraku yang berbahagia, yang dikasihi Tuhan dan mengasihi Tuhan, seperti para gembala dan orang Majus yang datang mengitari palungan menyaksikan Bayi Yesus di Natal yang kita rayakan seminggu yang lalu, kini pun kita juga mengitari palungan dan menyaksikan Sang Bayi itu sebelum bergegas pergi, melangkahkan kaki memasuki lebih dalam tahun 2021. Di sini kita tidak hanya mendapatkan jaminan kepedulian, penyertaan dan keselamatan-Nya saja, melainkan juga tuntunan-Nya untuk menuju langit baru dan bumi baru yang kekal. Sabdanya: "Inilah yang kuberikan kepadamu, apakah yang akan kau berikan kepada-Ku? Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Matius 25:40). Amin.
Contoh Khotbah Tahun Baru 3
Judul Khotbah: Songsong Tahun Baru Bersama Dengan Tuhan
Menyongsong pergantian tahun, kita perlu selalu diingatkan akan perubahan zaman yang sangat dahsyat dan cepat karena era informasi yang berkembang sangat luar biasa. Dalam situasi seperti ini, sebetulnya banyak sekali anak Tuhan, gereja, dipengaruhi oleh pemikiran yang sebenarnya bukan pemikiran Kristen. Kita mengadopsi pemikiran-pemikiran yang datang dari dunia, kita mengadopsi berbagai statement yang sebetulnya statement dunia, dan hanya mencoba mencocok-cocokkannya dengan ayat-ayat Alkitab. Dan sedihnya, kita tidak menyadari hal itu, bahkan sebalik-nya bangga dan menganggapnya sebagai pemikiran Kristen.
Memasuki tahun 2023, kita dituntut memiliki kesadaran sekaligus pertobatan supaya tidak terjebak dan berlama-lama di tempat yang salah seperti ini. Bagaimana kita membangun konsep yang utuh memahami hal-hal yang perlu, itu menjadi penting. Ini tentu suatu pergumulan yang tidak sederhana. Karena itulah kita perlu belajar menemukan satu kesejatian prinsip hidup kristiani yang tepat. Bacalah Alkitab, dengarkan khotbah, observasi semuanya, perhatikan baik-baik dan kembali-lah kepada Alkitab sebagai tempat yang final.
Pengkhotbah 1: 9-11 mengatakan, Apa yang pernah ada, akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari Pengkhotbah melihat, ketika manusia hidup jauh dari Tuhan, hidup hanya dalam perputaran lingkaran kesementaraan. Karena itulah, hanya bersama dengan Tuhan hidup penuh dengan pengharapan, dan kita melakukan karya seperti yang dimaui oleh Tuhan.
Kalau kita membicarakan sesuatu yang disebut baru semisal karya baru, penemuan baru, tahun baru, dan sebagainya, hal itu sebetulnya tidak lebih dari simbol manusia di dalam kesementaraannya. Manusia yang dikurung oleh waktu sehingga merasa perubahan tahun 2022 ke 2023 disebut baru. Istilah baru hanya untuk menunjukkan bahwa kita punya sesuatu yang plus . Nah, karena itu, di dalam perputaran waktu sebenarnya tidak ada yang sejati. Segala sesuatu berjalan dan terus bergulir, tidak ada sesuatu yang baru. Jika Alkitab mengatakan tidak ada yang baru, itu sangat betul. Karena toh hidup kita hanya pengulangan.
Maka yang disebut baru itu sangat relatif. Dalam perputaran waktu, apa yang sekarang ada, dulu sudah ada, termasuk bumi dan isinya. Perputaran matahari, perputaran bumi, bulan bintang dan sebagainya, dari dulu sudah ada. Yang namanya pagi, siang, petang, malam, juga sudah ada dari dulu. Jadi, perputaran di dalam hidup tidak ada yang baru, karena semua dikurung di dalam suatu perjalanan waktu. Tetapi sekali lagi, karena kita hidup di dalam kesementaraan, dikurung dalam penanggalan, maka kita menyebut pergantian waktu itu baru, karena keterbatasan kita.
Dengan demikian, dalam kurung-an-kurungan seperti itu, hal-hal yang kita sebut baru itu hanyalah suatu pemikiran yang sangat duniawi. Semangat dunialah yang kita tangkap. Padahal semangat kekristenan itu mesti melihat dengan hal yang berbeda. Jika kita berkutat hanya pada pengalaman baru, mobil baru, rumah baru, itu akan aneh dan lucu, karena seakan-akan itulah hidup bagi kita. Itu hanya aksesoris, bukan hidup. Jika kita beranggapan demikian, kita sudah terjebak pada perangkap yang salah.
Kalau yang kita bicarakan hanya aksesoris, mestinya kita malu. Padahal Tuhan selalu berbicara pada kita tentang hidup, bukan aksesoris. Tetapi begitulah semangat kebanyakan orang Kristen saat ini, yang dipikirkan cuma asesoris hidupnya, bukan hidupnya itu sendiri. Sebagai orang Kristen, kita sudah terjebak pada pemikiran dunia ini, tapi kita selalu berani menyebut diri sebagai orang Kristen yang beriman, tapi pola pikir kita tidak karu-karuan. Kita berani mengatakan beda dengan produk dunia, padahal sama saja. Kalaupun ada bedanya, kita ke gereja, mereka ke night club, tapi toh akhirnya yang keluar produk yang sama saja. Maka berhati-hatilah. Kalau mau jadi Kristen, jadilah Kristen yang utuh, sehingga tampak berbeda dengan orang dunia, yang membuat orang lain kagum. Dan memang itulah tugas kita untuk membawa orang lain datang kepada Tuhan.
Dalam hal waktu, ada istilah kronos dan khairos . Kronos hanya perputaran waktu semata (kronologis). Sedangkan khairos, adalah waktu di mana Tuhan turut serta. Jadi, hari-hari kita hanya kronos jika tidak ada penyertaan Tuhan. Padahal yang paling penting dari hidup kita adalah khairos, yakni pengabdian pada Tuhan, pertemuan dengan Tuhan. Pertemuan dengan Tuhan harus selalu baru dalam pengertian setiap hari kita mengalaminya. Karena apa? Karena pertemuan dengan Tuhan akan bisa memperbaharui hidup kita.
Roma 12: 2 Janganlah kau serupa dengan dunia ini tapi berubahlah oleh pembaharuan budimu . Siapa yang mengerjakan pembaharuan dalam diri kita? Roh Allah. Roh Kudus-lah yang bisa memberi pembaharuan yang sejati. Tetapi justru itu tidak kita kejar. Kita hanya sekadar berkata bahwa Roh Kudus memper-baharui, tapi dalam nuansa dan suasana kronos. Ibadah berulang-ulang kita kerjakan, namun dalam suasana kronos. Itulah kesalahan kita selaku orang Kristen, yang berhitung secara kuantitatif dalam ibadah. Kita tidak memperhatikan secara kualitatif, yakni bagaimana sikap iman, dan motivasi di dalam batin. Akhirnya kita munafik.
Karena itu, kembalilah pada Alkitab dan firman Tuhan. Perhati-kan dirimu, bergaullah dengan Tuhan secara jujur, supaya yang terjadi dalam hidupmu benar-benar khairos. Bukan soal tahun 20023 tahun baru, tetapi barulah karena pemahaman kita akan Tuhan terus bertumbuh. Pengalaman kita bersama dengan Tuhan terus berkembang, membawa kita pada pemahaman yang lebih baik lagi. Maka dengan demikian, kita semakin bijak dalam menilai jaman, dan menilai diri kita, karena ada sesuatu yang baru dan selalu baru di dalam hidup kita.
Dan satu hal yang pasti, pembaharuan hanya terjadi di dalam hidup bersama Tuhan. Orang yang dekat dengan Tuhan dan dikuasai Tuhan, semakin bercaha-yalah hidupnya, makin indah pulalah masa depannya. Di dalam takut akan Tuhan kita menemukan kesejatian hidup. Bukankah itu sesuatu yang baru? Karena itu, baru bukan tahunnya, tetapi baru itu sangat bergantung kepada mutu iman: khairos. Adakah Tuhan hadir dalam hidup kita? Jika tidak, menangislah, karena kita tidak mendapatkan yang baru. Masuki tahun 2023 dengan khairos, bersama Tuhan.
Contoh Khotbah Tahun Baru 4
Dalam sukacita waktu terasa begitu cepat, namun di waktu menderita waktu berjalan begitu lambat. Namun sebenarnya itu hanyalah persepsi manusia saja. Kata waktu di dalam Bahasa Yunaninya dipakai dua kata: pertama, kronos, yaitu suatu proses dari peristiwa dan keadaan yang berawal dan berakhir. Proses ini seperti titik-titik yang membentuk garis. Yang kedua, Kairos artinya kesempatan. Bahwa setiap titik itu tidak akan terjadi lagi, oleh karena itu ia menjadi kesempatan yang tiada duanya untuk diisi. Jikalau dibandingkan dengan umur bumi dan planet-planet alam semesta yang jutaan tahun, lebih-lebih keabadian, waktu manusia sebenarnya sangat singkat dan sangat sementara sekali (Mzm 89:48; 90:5-7,10). Manusia hanya seperti titik atau debu yang kecil sekali. Dalam waktu yang sangat singkat itu berisi beraneka ragam peristiwa dan keadaan, bahkan yang bertentangan antara satu dengan yang lain. Seolah tidak ada yang pasti, otak manusia tidak ada yang mampu menggapai. Banyak orang bingung!
Manusia bingung, karena hanya mengetahui sekeping kecil waktu. Namun bagi Tuhan Sang Pencipta waktu, Dia mengetahui waktu tersebut secara utuh. Bahkan Dia mengaturnya dan mengarahkannya dengan cermat, sehingga tidak ada yang "kebetulan" bagi-Nya. Oleh karena itu hanya Dialah yang dapat diandalkan untuk menjadi dasar berdiri teguh di tengah berbagai guncangan dan penjungkir-balikan ketidakpastian dan ancaman penyirnaan ini. Bersama Tuhan Sang Pencipta, Pengatur dan Pengarah waktu itulah kita melangkahkan kaki memasuki tahun 2023 ini. Maka berita Pengkhotbah, bahwa di tengah kesia-siaan ini janganlah hidup kita menjadi sia-sia juga. Hiduplah secara positip terhadap waktu, pekerjaan dan keluarga.
Betapa pentingnya tiap titik waktu yang kita miliki untuk kita isi dan gunakan dengan benar. Sebab Dia tidak hanya akan membuat segala sesuatu indah dan bermakna pada waktunya saja, melainkan juga akan memberikan kekekalan dalam hati kita (3:11). Betapa indahnya, di tengah dunia yang tidak sempurna, kemampuan manusia yang serba terbatas dan penuh kefanaan, kita dapat melihat dan mengimani apa yang melampaui apa yang kelihatan dan segera berlalu ini, yakni karya dan pengaturan Tuhan yang utuh akan waktu, bahkan tujuan Tuhan yang akan membawa kepada kekekalan masa depan setelah waktu itu sendiri berakhir. Hal itu akan membawa hidup kita tidak diombang ambingkan oleh gebyar nilai-nilai dunia yang serba terbatas dan fana ini, melainkan dituntun dan ditentukan oleh nilai-nilai kekekalan. Itulah yang akan membawa kepada hidup penuh hikmat dan ketenangan.
Contoh Khotbah Tahun Baru 5
Judul Khotbah: Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"
Kita menyukai hal-hal baru. Kita menanti film baru, lagu baru, tempat-tempat baru, kesuksesan, peningkatan dan pencapaian baru, bahkan hubungan kita pun akan terasa membosankan kalau hanya begitu-begitu saja tanpa adanya kejutan dan hal-hal baru yang dilakukan bersama. Tantangan-tantangan baru mampu membuat banyak orang bersemangat, karena disana mereka akan belajar hal baru dan menggapai keberhasilan yang baru pula.
Seperti apa tahun baru dalam hidup. Ketika ada peluang baru muncul, itu artinya saya bisa mempergunakan talenta, kemampuan, daya kreasi dan ide-ide yang ada pada diri saya untuk menghasilkan sesuatu yang baru pula. Yang mudah-mudahan membawa manfaat bagi banyak orang, syukur-syukur memberkati dan yang pasti dilakukan sebaik-baiknya dengan tujuan memuliakan Tuhan di dalamnya. Jadi hal baru membuka peluang baru, membawa tantangan baru yang memerlukan strategi baru. Ada yang sudah menampakkan hasil, ada yang belum, ada yang gagal. Tapi yang gagal sekalipun merupakan proses untuk menuju sesuatu yang lebih baik. Singkatnya, tahun baru merupakan tahun percepatan dengan terbukanya banyak peluang. Walaupun kegiatan bertambah dan jam istirahat berkurang, tetapi peluang-peluang dan aktivitas baru membuat kita bersemangat dan tidak sabar melihat bagaimana kelanjutannya di tahun yang baru.
Menariknya, Tuhan pun suka dengan hal-hal baru. Lihatlah apa kata Pemazmur berikut ini: "Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!" (Mazmur 96:1). Tuhan menyukai puji-pujian yang baru dari kita, bukan hanya yang itu-itu saja dari tahun ke tahun. Tuhan merindukan hubungan yang terus diperbaharui menjadi lebih dalam lagi, Tuhan menantikan perubahan sikap kita ke arah yang lebih baik dan semakin seperti Yesus. Tuhan menyukai proses kita menuju kedewasaan, kebijaksanaan dan kerohanian yang lebih tinggi. Tuhan tidak mau kita terus menerus menjadi manusia yang tercemar dalam dosa sejak lahir, maka Dia pun memberikan kesempatan buat kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Kita diminta untuk membuang "ragi yang lama" supaya bisa menjadi "adonan yang baru." (1 Korintus 5:7).
Menariknya, dan pujilah Tuhan untuk ini, Tuhan bahkan sudah menyatakan bahwa Dia memberi kita rahmatNya yang baru. Bukan sekali-kali, bukan hanya setahun sekali, sebulan sekali atau seminggu sekali, tetapi setiap pagi. "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). His mercy, loving kindness and blessings are new every morning. That's the way He greets us everytime we wake up. Begitulah cara Tuhan menyapa kita setiap kali kita bangun di pagi hari. Kalau kita merenungkan hal ini, bukankah itu luar biasa? Tuhan menganggap penting rahmat-rahmat, berkat-berkat baru untuk dicurahkan kepada kita. Tuhan besar kesetiaanNya untuk selalu melimpahi kita dengan sesuatu yang segar dan baru, bukan sisa-sisa, bukan sesuatu yang kadaluarsa. Dia selalu memberkati kita dengan segala yang terbaik. Masalahnya, sejauh mana kita sadar akan hal itu? Kita malah suka menganggap Tuhan tidak tanggap terhadap diri kita, seolah Tuhan senang melihat kita susah berlama-lama. Kita bahkan sering lupa untuk mengucap syukur dan berterimakasih setiap kita bangun pagi dan lebih memilih untuk langsung sibuk-sibuk, bersiap menghadapi aktivitas yang menanti tanpa peduli untuk menyapaNya. Padahal Tuhan siap memberkati kita dengan penuh sukacita untuk memulai hari dan melakukan yang terbaik hari ini.
Di mata Tuhan kita sangatlah berharga. KasihNya kepada kita tidak terukur besarnya. "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32). Ayat ini dengan sangat jelas menggambarkan betapa besar kerinduan Allah untuk selalu memberikan yang terbaik pada kita. Bahkan dengan kedatangan Kristus, kita dimungkinkan untuk mengalami pemulihan hubungan dengan Tuhan, mengalami penebusan dan dilayakkan untuk menerima berkat keselamatan, menikmati hadiratNya hari ini, merasakan kedekatan dan kasihNya yang begitu teduh secara langsung, tidak lagi harus lewat perantara seperti di masa Perjanjian Lama. Kita bukan lagi yang lama tetapi sudah menjadi ciptaan baru, diberi rahmat yang baru setiap pagi berdasarkan kasih setia Tuhan pada kita. Apakah kita mau mensyukuri hal itu dan mengimaninya dengan hidup sebagai sosok yang sudah diperbaharui, atau kita memilih untuk terus terikat pada berbagai kebiasaan buruk di masa lalu, terbelenggu pengalaman-pengalaman pahit di waktu lalu dan tidak juga ingat untuk mengucap syukur kepadaNya? Apakah kita mau memakai dan memaksimalkan rahmat-rahmat yang baru dari Tuhan setiap pagi atau melupakannya saja, itu pilihan kita. Satu hal pasti, apa yang disediakan Tuhan sesungguhnya baru dan segar, dan itu hadir setiap pagi.
Memasuki Tahun yang baru, mari kenali Tuhan lebih lagi. Semakin kita mengenalNya, semakin kita mengetahui kasih dan rancanganNya buat kita, semakin kita terkagum-kagum dibuatNya. Firman Tuhan yang disampaikan kepada Hosea berkata "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3). Seperti apa tahun baru buat anda? Mungkin ada yang merasa tahun ini tidak terlalu baik, atau malah buruk? Dengarlah, Tuhan menyediakan yang baru bagi anda. Tuhan membuka peluang-peluang baru, kesempatan baru di tahun yang baru. Bagi anda yang menganggap tahun baru sebagai tahun yang baik setidaknya menjanjikan, Tuhan pun menyediakan rahmatNya yang baru bagi anda. Apapun yang anda rasakan di tahun baru, semuanya merupakan bagian dari keberhasilan baru yang menanti di depan sana. Karenanya bersukacitalah dalam menyambut tahun yang baru, jalanilah dengan penuh semangat dan harapan baru. Ada Tuhan dengan rahmatNya yang baru disana, dan Dia akan selalu berjalan bersama dalam setiap langkah.
Tahun baru, rahmat baru, harapan baru. Selamat tahun baru, Tuhan memberkati.
(urw/hsr)