Duduk Perkara Warga di Boltim Sulut Tolak Jemaat Gereja Gelar Ibadah di Rumah

Sulawesi Utara

Duduk Perkara Warga di Boltim Sulut Tolak Jemaat Gereja Gelar Ibadah di Rumah

Tim detikcom - detikSulsel
Senin, 26 Des 2022 07:00 WIB
Jemaat Gereja Advent Ratatotok di Bolaang Mongondow Timur (Bolmut), Sulawesi Utara (Sulut) dilarang melaksanakan ibadah natal
Jemaat Gereja Advent Ratatotok di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulut dilarang melaksanakan ibadah saat momen natal. Foto: Dok. Istimewa/Tangkapan Layar
Bolaang Mangondow Timur -

Jemaat Gereja Advent Ratatotok di Bolaang Mangondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut) dilarang melaksanakan ibadah Natal di rumah pribadi. Warga melarang karena jemaat gereja dianggap belum memenuhi aturan pendirian tempat ibadah di rumah.

"Pemilik rumah menjadikan rumahnya sebagai tempat ibadah, namun dalam prosesnya pihak Gereja Advent Ratatotok belum memenuhi syarat dan ketentuan pendirian tempat ibadah di rumah tersebut," ungkap Kapolres Boltim AKBP Dewa Nyoman Agung saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (25/12/2022).

Nyoman menjelaskan, berdasarkan SKB 2 Menteri, aturan pendirian tempat ibadat minimal memiliki 90 jemaat yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkat batas wilayah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, juga harus mendapat dukungan minimal 60 masyarakat setempat yang telah disahkan oleh lurah atau kepala desa.

"Kalau hanya warga di situ saja yang beribadah kan ada aturannya, minimal 90 orang. Ini bisa dibantu oleh kecamatan sama desa untuk mengurus perizinannya. Dan persoalan itu tidak kunjung selesai karena memang bukan warga situ, warga luar," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Nyoman melanjutkan, hal ini pernah dibahas pada Rabu (20/4) lalu, sekitar pukul 11.45 Wita, di Kantor Camat Kotabunan. Pihak pimpinan Kecamatan Kotabunan mengundang pihak-pihak terkait yaitu Gereja Advent Ratatotok bertemu dan membahas hal tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya mendapati beberapa kesepakatan yaitu pemerintah desa akan mencari tahu identitas pemilik lahan, pendiri bangunan serta pendeta.

"Pemerintah kecamatan bersedia memfasilitasi pertemuan antara pihak gereja dan pihak desa," tutur Nyoman.

Nyoman menegaskan masyarakat di sekitar lokasi gereja itu tidak anti dengan kegiatan ibadah mereka.

"Itu pun warga di sana tidak anti dengan itu. Orang di sana ada gereja besar dekat situ kok. Di depan sekitar 25 meter sudah (ada) gereja besar situ," imbuhnya.

"Gereja Advent Ratatotok belum memenuhi syarat pendirian rumah ibadah, namun sudah sering kali melakukan ibadah di tempat tersebut dan memperlakukan tempat tersebut seperti gereja pada umumnya," sambung Nyoman.

Viral Warga Larang Jemaat Gereja Ibadah di Rumah Pribadi

Peristiwa jemaat Gereja Advent Ratatotok di Bolaang Mongondow Timur dilarang melaksanakan ibadah Natal diketahui viral di media sosial. Warga melarang karena jemaat gereja beribadah di rumah pribadi.

Dalam video beredar, tampak seorang wanita terlibat adu mulut dengan salah satu jemaat gereja. Mereka menyebut bahwa tempat tersebut tidak bisa digelar ibadah.

Tampak seorang wanita yang protes tidak hanya terlibat cekcok dengan suara keras. Dia juga mengacungkan jari telunjuk ke wajah salah satu jemaat gereja yang sedang memberi penjelasan.

Sang wanita itu lantas mengancam jemaat gereja jika tetap melaksanakan ibadah di rumah tersebut.

"Jangan ada kegiatan ibadah di sini, jangan ada kegiatan ibadah," tegas wanita dalam rekaman video tersebut.

Kapolres Boltim AKBP Dewa Nyoman Agung membenarkan insiden tersebut. Namun, video yang viral tersebut merupakan video lama.

"Iya itu video lama. Nah, kemarin itu ada juga protes dimunculkan lagi (videonya). Jadi seolah-olah itu video baru lagi. Ada diprotes juga di situ, 20-an oranglah warga di situ," ungkap Nyoman.

Selain itu, kata Nyoman, bentuk protesnya juga tidak seperti dalam video. Aparat kepolisian pun disebut langsung datang ke lokasi untuk menenangkan saat warga datang melakukan protes.

"Bukan seperti itu bentuk protesnya, (warga) datangin saja. Itu kan dekat ada pos, langsung didatangi sama anggota akhirnya dikasih tahu baik-baik, jangan melakukan seperti ini, kalau ada apa-apa sampaikan ke perangkat desa. Masyarakat pun seperti itu," tuturnya.




(ata/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads