Tarik tambang Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin wilayah Sulawesi Selatan (IKA Unhas Sulsel) menyebabkan peserta atas nama Masyita (43) tewas terbentur aspal. Polisi pun turun tangan menyelidiki insiden ini.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar AKP Lando mengatakan tarik tambang IKA Unhas Sulsel ini tidak hanya memakan korban jiwa. Pasalnya, 8 orang peserta lainnya mengalami luka-luka.
"Data yang diperoleh, 1 orang MD (meninggal dunia) dan 8 orang luka," ujar AKP Lando kepada detikSulsel, Minggu (18/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Lando, salah satu korban luka bahkan mengalami luka serius di telapak kaki. Para korban luka sudah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.
"(Dari total 8 luka) 7 luka lecet dan 1 luka robek pada telapak kaki," kata Lando.
Kendati demikian, pihak kepolisian belum mengungkap lebih jauh terkait penyelidikan insiden ini. AKP Lando mengaku pihaknya masih mendalami lebih lanjut terkait insiden maut tersebut.
"Cuma sebatas itu yang bisa saya sampaikan untuk saat ini," tuturnya.
Beda Versi Penyebab Tewasnya Korban
Pihak kepolisian juga belum memberikan penjelasan mengenai penyebab tewasnya korban Masyita. Sementara pihak panitia dan warga yang mengaku sebagai saksi mata memberikan keterangan berbeda soal kronologi.
Dirangkum detikSulsel, berikut 3 versi mengenai penyebab tewasnya korban:
Kata Saksi Mata
Seorang saksi mata bernama Ikram Saputra mengatakan korban sebenarnya hendak jogging di Lapangan Hasanuddin yang tak jauh dari lokasi tarik tambang. Karena melihat ada lomba tarik tambang untuk rekor MURI, korban pun ikut ambil bagian.
"Sebenarnya mau jogging, ternyata ada acara lomba tarik tambang, rekor MURI," kata Ikram kepada detikSulsel di lokasi, Minggu (18/12).
Menurut Ikram, korban dan kelompoknya kalah sehingga korban tertarik ke depan. Korban terjatuh dan terbentur di aspal.
"Dia kecelakaan akibat tekanan talinya. Dia maju (tertarik ke depan hingga jatuh ke aspal dan terbentur)," ujar Ikram.
Simak di halaman berikutnya...
Panitia Sebut Korban Selfie
Sementara itu, seorang panitia atas nama Nursalim memberikan keterangan berbeda. Dia membenarkan bahwa korban memang peserta lomba tarik tambang IKA Unhas Sulsel.
"Peristiwa ini tidak diinginkan, bukan kelalaian kita panitia," ujar Nursalim kepada detikSulsel di lokasi, Minggu (18/12).
Dia pun mengaku melihat korban dalam barisan peserta tarik tambang. Dia juga melihat korban melakukan foto selfie.
"Saya kan pegang toa, menyampaikan bahwa bapak ibu harus di sebelah kanan tali. Saya perintahkan begitu. Aman lah dia," kata Nursalim.
"Setelah itu dia main selfie-selfie ibu-ibu ini, pegang-pegang tali main selfie. Seakan-akan dia baku tarik tambang begitu. Jadi tidak ada unsur kesengajaan," sambungnya.
Danny Pomanto Ikut Jelaskan Kronologi
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto yang juga Ketua IKA Unhas Sulsel mengatakan korban tewas setelah lomba tarik tambang selesai. Saat itu, korban berdiri di atas tali tambang sementara talinya tertarik sehingga korban terpental ke beton.
"Kejadian pas mulai hujan. Saya kan di tengah, itu sudah selesai (acara tarik tambangnya). Rupanya (tali) tambang itu kan menyimpan energi (masih tertarik setelah acara)" kata Danny saat dihubungi detikSulsel, Minggu (18/12).
Menurut Danny, peserta berjumlah sekitar 6.000 orang yang terbagi menjadi dua tim. Tim pertama memakai kostum merah dan tim kedua menggunakan kostum putih.
"Yang menang kan yang 3.000 Orang itu (pakai baju merah), dia (korban) di ujung di putih yang kalah. Dia berdiri di atas tali, talinya kan terlecut (tertarik) kena kakinya kemudian (korban) terpental ke beton," sambung Danny.