Dilansir detikNews yang mengutip Antara, dari 11 orang korban sebanyak 10 orang di antaranya merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi.
"Ada 11 orang menjadi korban, terdiri 10 anggota Polri dan satu warga sipil. Satu orang anggota Polri meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan," kata Suntana kepada wartawan di sekitar Mapolsek Astana Anyar, Rabu (7/12/2022).
Irjen Suntana mengatakan bahwa peristiwa bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astana Anyar sedang melaksanakan apel pagi.
Saat itu, pelaku memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi.
"Dan dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan," kata Suntana.
Kapolda memohon waktu untuk bisa mengungkap kejadian bom bunuh diri tersebut karena saat ini polisi masih fokus memastikan lokasi maupun lingkungan sekitar Mapolsek Astana Anyar steril.
"Sesudah ini mohon waktu, polisi akan melaksanakan olah TKP (tempat kejadian perkara) berupa pemeriksaan lokasi, pemeriksaan termasuk sidik jari, untuk memastikan identitas dari pelaku bom bunuh diri," katanya.
Pelaku Eks Napiter
Sebelumnya diberitakan, identitas terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar teridentifikasi berinisial AS (34). Bomber tersebut merupakan mantan napi teroris (napiter).
Wajah AS dibenarkan oleh kakek tirinya, Supono (84). Supono mengaku telah menerima gambar AS yang tewas setelah melakukan aksi bom bunuh diri tersebut.
Supono mengatakan AS merupakan mantan napiter yang mendekam di penjara pada 2017. AS lalu bebas bersyarat pada 2021.
"Dulu pernah dipenjara, kasus teroris juga. Tahun segitu (2017) dia dipenjaranya," kata Supono saat ditemui di kediamannya di Cibangkong, Kota Bandung, dikutip dari detikJabar Rabu (7/12).
Supono mengaku sudah lepas komunikasi dengan AS sejak lama. Termasuk saat AS dipenjara, Supono sudah tidak pernah berkomunikasi lagi.
Dia pun mengaku kaget dan terpukul atas peristiwa ini. Ia sudah memastikan terduga pelaku bom bunuh diri itu merupakan cucunya setelah melihat dari foto-foto yang tersebar di jejaring media sosial.
"Kaget saya juga, terpukul rasanya. Padahal orangnya baik, nurut sama orang tua," ujarnya. (hmw/nvl)