Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih mengupayakan normalisasi drainase sebelum memasuki puncak musim hujan di akhir tahun. Dinas PU mengungkap ada 7 titik drainase yang masuk dalam kategori kritis yang rawan banjir saat ini.
"Kritis itu begini, kritis itu genangan sampai mencapai 1x24 jam bahkan melebihi termasuk kritis. Sedang itu (seharusnya) kurang 1x24 jam maksimalnya itu genangan," kata Tim Survei PSDA dan Drainase Dinas PU Makassar Hasrul Hasan kepada detikSulsel, Senin (5/12/2022).
"Kedua, tinggi genangan, dikatakan kritis kalau tinggi genangan di atas 50 cm. Satu lagi yang termasuk kategori genangan kritis yaitu keadaan dan saluran di lokasi tersebut," sambungnya.
Hasrul mengatakan, drainase dikatakan kritis juga kembali dibagi dalam tiga kategori. Mereka memetakannya dalam kategori baik, sedang dan buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Drainase) dikatakan baik kalau tidak ada kerusakan dan sedimentasi. Dikatakan sedang kondisi saluran baik, hanya sedimentasinya lebih memenuhi setengah saluran. Dikatakan buruk dalam hal ini, kategorinya rusak berat," terangnya.
Berdasarkan data Tim Survei Drainase Dinas PU Makassar, 7 titik drainese yang masuk kategori kritis sebagai berikut:
- Jalan Sulawesi, Tarakan dan sekitarnya (Teratasi)
- Jalan Rappokalling dan sekitarnya (On Progres)
- Jalan Cokonuri (Sebagian Teratasi)
- Jalan Swadaya (Belum Teratasi)
- Jalan RS Faisal dan sekitarnya (Teratasi)
- Perumahan BTP (Teratasi)
- Perumahan Hamzy dan Antara (Teratasi)
Hasrul menerangkan, dari tujuh titik drainase kategori kritis saat ini tersisa tiga titik yang belum sepenuhnya teratasi. Ketiga titik drainase tersebut di antaranya Jalan Rappokalling, Jalan Cokonuri, dan Jalan Swadaya.
"(Drainase di Jalan Rappokalling dan sekitarnya) itu on progress (atau) sedang proses pengerjaan. Kalau (Jalan) Cokonori sebagian terasi itu maksdunya sebagian teratasi dalam hal ini kalau dipersentasekan ki 50% sudah teratasi genangan di situ," urai Hasrul.
Selain itu, Hasrul mengatakan pihaknya telah menyiapkan personel untuk mengantisipasi genangan air meluas ke titik lainnya. Mereka bertugas untuk melakukan pengeruka sedimentasi di drainase yang butuh penanganan.
"Kalau hujan kami punya tim anti genangan. Kalau misalkan memang tidak memungkinkan bekerja, mereka memantau titik-titik genangan yang ada dibagikan per kelompok," pungkasnya.
(asm/hmw)