Penderita HIV/AIDS di Papua Tembus 50.011 Kasus Imbas Minim Edukasi-Anggaran

Papua

Penderita HIV/AIDS di Papua Tembus 50.011 Kasus Imbas Minim Edukasi-Anggaran

Tim detikcom - detikSulsel
Senin, 05 Des 2022 07:30 WIB
Laboratory Request, Hiv Test, Hiv Positive
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/atakan
Jayapura -

Kasus HIV/AIDS di Papua cukup tinggi tahun ini, yakni mencapai 50.011 hingga September 2022. Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua Anton T Mote mengatakan angka penderita HIV/AIDS itu tinggi karena minimnya edukasi dan anggaran untuk melakukan pencegahan.

Anton menjelaskan saat ini penyampaian informasi terkait HIV/AIDS di Papua masih belum optimal. Dia menyebut masih banyak masyarakat yang belum paham betul dengan penyakit tersebut.

"Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi untuk HIV/AIDS yang tersedia kalau tidak dapat diakses oleh orang yang bersangkutan juga tidak akan menambah pengetahuan orang tersebut," jelas Anton kepada detikcom, Minggu (4/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, masih banyak faktor lain yang memicu tingginya angka HIV/AIDS di Papua. Di antaranya ialah minimnya edukasi dari orang-orang yang telah mengidap HIV/ADIS kepada masyarakat yang masih awam.

"Faktor lain yang diperkirakan turut berpengaruh dalam mempengaruhi pengetahuan dan persepsi penderita tentang HIV/AIDS adalah keterlibatan penderita tersebut dalam kebijakan atau program terkait dengan peningkatan kapasitas untuk memahami permasalahan HIV/AIDS," terangnya.

ADVERTISEMENT

Anton mengatakan para pengidap HIV/AIDS semestinya juga ikut andil dalam melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat. Sebab menurutnya pengidap HIV/ADIS memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait penyakit tersebut.

"Para penderita yang pernah terlibat dalam kegiatan ini diasumsikan memiliki pengetahuan yang lebih baik dari pada mereka yang tidak pernah terlibat dalam kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan dengan keterlibatan dalam aktivitas tersebut akan memungkinkan penderita memperoleh informasi yang memadai mengenai HIV/AIDS," kata Anton.

Hal lain, kata Anton, yang menghambat penanggulangan HIV/AIDS di Papua ialah minimnya sumber daya manusia dan anggaran. Hal ini disebut cukup berpengaruh dalam melakukan pencegahan di berbagai daerah di Papua.

"Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh instansi atau non instansi tentu saja harus ada anggaran dan dukungan SDM yang memadai yang dapat mendukung segala kegiatan KPA dalam melakukan kegiatan-kegiatan berupa sosialisasi kepada masyarakat yang berisi penyampaian-penyampaian kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS serta cara penanggulangannya," terangnya.

Saat ini, lanjut Anton, KPA Papua berencana akan membuat penanganan yang lebih komprehensif ke depannya. KPA Papua akan mengkolaborasikan upaya penanganan dengan instansi pemerintah.

"Mengkolaborasikan upaya penanganan tersebut dengan instansi yang lain seperti pemerintah desa baik dari sisi anggaran maupun pelaksanaan program untuk upaya penanganan berupa edukasi atau tindakan preventif di kalangan pelajar dan masyarakat," imbuhnya.

Pengidap HIV/AIDS Capai 50.011 Kasus

Anton membeberkan, pegidap HIV/AIDS di Papua mencapai 50.011 kasus. Hal itu berdasarkan data yang tercatat hingga September 2022.

"Di Provinsi Papua, sampai akhir September 2022 terdapat 50.011 kasus HIV/AIDS," bebernya.

Dia lalu merincikan, dari 50.011 kasus tersebut, 20.441 kasus positif HIV dan 29.570 kasus positif AIDS. Kasus yang tercatat ini disebut masih belum terhitung dengan fakta-fakta lainnya di lapangan.

"Jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Papua tersebut tentu belum termasuk fakta yang ada di lapangan. Hal ini dikarenakan masyarakat yang kurang memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri karena anggapan takut dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat," terangnya.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads