Pemkot Parepare Salurkan 20.850 Kg Benih Padi untuk Petani Terdampak Banjir

Pemkot Parepare Salurkan 20.850 Kg Benih Padi untuk Petani Terdampak Banjir

Muhclis Abduh - detikSulsel
Selasa, 22 Nov 2022 13:58 WIB
Petani di Kota Parepare membersihkan sawah pasca terendam banjir.
Foto: Petani di Kota Parepare membersihkan sawah pasca terendam banjir. (Istimewa)
Parepare -

Pemkot Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyediakan 20.850 kilogram benih padi untuk para petani. Benih padi gratis itu dibagikan usai 500 hektare sawah terdampak banjir.

"Benih itu sebagian besar sudah terdistribusi sejak kemarin. Hari ini mungkin sudah selesai. Jadi petani yang datang ambil di kami," ungkap Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (PKP) Parepare, Wildana saat dikonfirmasi detikSulsel, Selasa (22/11).

Para petani diarahkan ke gudang milik PKP untuk mengambil benih sesuai dengan luas sawah mereka yang terdampak. Pembagian benih padi gratis ini dikatakan tanpa syarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada syaratnya. Petani didampingi penyuluh untuk ambil bibit. Ada voucher yang diberikan ke mereka. Itu nanti yang ditukarkan berapa benih yang mereka bisa ambil," jelas Wildana.

Wildana menuturkan, sebanyak 500 hektare sawah terdampak banjir yang melanda pada Jumat (18/11). Sawah tersebut tersebar di sejumlah kecamatan.

ADVERTISEMENT

"Total sawah yang terdampak banjir hari Jumat lalu (18/11) kurang lebih 500 hektare," tambahnya.

Dampak terparah terjadi di Kecamatan Bacukiki, Kecamatan Bacukiki Barat, dan Kecamatan Ujung. Sawah di tiga kecamatan tersebut bahkan tertimbun tanah dan lumpur bawaan banjir.

"Ada sekitar 233 hektare kurang lebih yang memang sawahnya terdampak paling parah sampai tertimbun longsor. Sisanya itu terancam biasa dan masih bisa langsung ditanami lahannya," beber Wildana.

Sawah yang tertimbun longsor ini pun kemudian dilakukan pembersihan dengan memakai alat berat dari Dinas PUPR Parepare. Setelah dibersihkan baru bisa ditanami kembali.

"Yang tertimbun sawahnya kami sudah koordinasi ke Dinas PUPR untuk bantu mengeruk timbunannya," jelasnya.

Terpisah, salah seorang petani di Kecamatan Bacukiki Barat, Amir mengaku kerugian petani per hektare mencapai Rp 3 jutaan. Jumlah ini dengan melihat biaya benih, penanaman hingga pengolahannya.

"Kerugian petani ditaksir sampai Rp 3 juta per hektare. Itu dihitung mulai benih, pengolahan sampai penanamannya," bebernya.




(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads