Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Gempa Cianjur menyebabkan 56 orang tewas dan 700 orang luka-luka.
Gempa Cianjur terasa kuat hingga ke Jakarta, Depok, Bogor dan Tangerang Selatan (Tangsel). Seperti di Jakarta, warga khususnya pekerja kantoran ramai-ramai berlarian keluar gedung.
Dirangkum dari detikNews dan detikJabar, berikut 6 fakta terkait gempa Cianjur:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kekuatan Gempa
Kekuatan gempa Cianjur adalah magnitudo (M) 5,6. Gempa terjadi pukul 13.21 WIB, Senin (21/11).
Lokasi gempa di 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur. Pusat gempa di 10 km barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
BMKG juga melaporkan bahwa gempa Cianjur ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Namun warga di beberapa wilayah melaporkan merasakan gempa. Di Jakarta, warga di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, hingga Jakarta Pusat merasakan getaran yang kuat selama beberapa menit.
"Di Jakpus berasa kenceng," kata warga, dikutip dari detikNews.
Warga di Depok, Bogor, hingga Tangerang Selatan juga merasakan getaran kuat gempa. Getaran juga dirasakan warga di Bandung hingga Sukabumi.
2. Warga Sukabumi Berhamburan ke Jalan
Pantauan detikJabar di Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Senin (21/11) gempa menyebabkan sejumlah masyarakat panik. Sopir angkutan kota (angkot), orang tua, hingga anak-anak berhamburan di tengah jalan saat terjadi gempa.
"Keluar, keluar, gempa," seru warga.
Warga Kabandungan, Juandi (60) mengatakan, guncangan gempa yang dirasakan cukup besar. Dia bercerita sedang membeli pakan burung di sebuah kota dan dia melihat tembok toko bergerak kencang.
"Lagi pesan pakan burung, kelihatan tembok itu bergerak ke atas ke bawah. Dilihat keluar pada ramai, ada gempa gede banget," kata Juandi.
Saat gempa terjadi, dia berencana langsung pulang ke rumah untuk memastikan keluarganya selamat tak terdampak gempa.
"Belum nanya kabar orang rumah, sekarang saya mau langsung pulang ke rumah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani saat dikonfirmasi terpisah mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih memonitoring wilayah dengan cara menerjunkan tim untuk memantau lokasi gempa.
"Sementara kita sedang meluncurkan tim ke berbagai lokasi untuk monitoring. Masyarakat agar tetap tenang dan diimbau tidak panik, pastikan mendapatkan informasi di kanal resmi. Cek lokasi bangunan, apabila ada retakan maka harus diberikan penguatan," kata Imran.
Simak video 'Basarnas Ungkap Kendala Proses Evakuasi Korban Gempa di Cianjur':
Simak di halaman berikutnya..
3. Gempa Picu Longsor Timpa 8 Mobil di Cugenang
Gempa menyebabkan longsor menimpa jalan raya Cianjur-Puncak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Akibatnya 8 unit mobil dikabarkan tertimbun material longsor.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, material longsoran menimpa delapan unit mobil di bawahnya. Namun, belum dipastikan korban berhasil selamat atau mengalami luka.
"Ada 8 mobil yang tertimbun, untuk luka atau ada korban jiwanya masih dicek. Mobilnya masih dievakuasi," katanya dilansir dari detikJabar, Senin (21/11/2022).
Titik longsoran berada di kilometer 8 Desa Cibeureun, Kecamatan Cugenang tepatnya di depan rumah makan Sate Shinta.
"Iya terjadi longsoran juga di Cugenang, jalan tertimbun total. Akses dari Cianjur menuju puncak terputus," terangnya.
"Kita sudah turunkan alat berat, supaya secepatnya akses kembali bisa dilalui," katanya.
4. Penampakan Warga Jakarta Berkumpul di Jalan
Para warga Jakarta, khususnya pekerja kantoran berlarian keluar gedung. Mereka kompak berkumpul di badan jalan.
Dilihat dari foto detikNews, terlihat sejumlah karyawan memadati badan jalan. Para pekerja itu sebelumnya berlarian keluar gedung karena gempa Cianjur.
Berkumpulnya para warga di badan jalan itu membuat arus lalu lintas (lalin) tersendat. Terlihat juga seorang sekuriti turun tangan membantu agar lalin lancar kembali.
![]() |
5. Sebanyak 56 Orang Meninggal-700 Terluka
Sebanyak 56 orang dilaporkan tewas akibat gempa M 5,6 di Kabupaten Cianjur. 40 korban di antaranya merupakan anak-anak.
"Data paling baru, korban meninggal mencapai 56 orang dengan 40 di antaranya merupakan anak-anak. Kebanyakan anak-anak, mereka tertimpa bangunan yang ambruk," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman, kepada wartawan, dilansir dari detikNews, Senin (21/11) sore.
Saat ini juga tercatat ada 700 orang korban luka-luka akibat gempa tersebut. Korban rata-rata mengalami patah tulang.
Diperkirakan, jumlah korban tewas masih akan bertambah. Lantaran masih banyak warga yang belum dievakuasi akibat akses jalan terputus.
"Tadi saja banyak korban luka dan meninggal yang dibawa menggunakan sepeda motor. Kemungkinan kalau sudah jalan bisa diakses, bisa terdata semuanya korban meninggal dan luka," katanya.
Simak di halaman berikutnya...
6. Kepala BMKG Sembunyi di Bawah Meja
Gempa Cianjur yang turut terasa kuat hingga di Jakarta membuat rapat di gedung DPR sempat riuh. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang sedang rapat bersama dengan Komisi V DPR disebut sempat berlindung ke bawah meja saat gempa.
Momen itu bermula ketika Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw sedang membuka rapat selaku pimpinan rapat. Roberth lalu menyadari guncangan gempa tersebut.
"Ketiga, BNPB atau Basarnas memerlukan peningkatan SDM dan perlengkapan peralatan Basarnas. Gempa," kata Roberth di ruangan rapat Komisi V DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
Suasana di ruangan rapat mendadak riuh. Namun, Roberth tampak tetap santai di meja pimpinan.
"Ini BMKG bikin gempa ini. Ha-ha-ha...," kelakar Roberth.
Tak lama terdengar suara perempuan berbicara menggunakan mikrofon. Perempuan itu mengimbau orang yang merasakan gempa langsung berlindung di bawah meja.
"Mohon maaf kalau ada gempa bersembunyi di bawah meja," katanya.
Roberth merespons suara perempuan tersebut. Dia meminta para peserta rapat di ruangan mengikuti arahan tersebut karena arahan itu berasal dari Kepala BMKG.
"Ini lihat ini. Harus ikut Kepala BMKG. Kepala Basarnas belum ikut, BMKG udah langsung masuk meja," ujar Roberth.
"Mohon izin sebentar, Bapak. Seandainya ada lagi, mohon untuk masuk di bawah meja. Dan kalau sudah tenang sebaiknya kita keluar melalui pintu, dibagi, yang sebelah sana pintu sana," katanya.
Roberth lalu mengajak semua pihak keluar dari ruangan lebih dulu. Dia pun menskors rapat tersebut.
"Iya harusnya kalau gempa begini kita keluar dulu. Tunggu mungkin 30 menit kita masuk lagi. Jadi saya skors kita keluar dululah," lanjutnya.
Ketua Komisi V DPR Lasarus turut membenarkan soal Kepala BMKG Dwikorita berlindung ke bawah meja saat gempa Cianjur kuat mengguncang Jakarta. Dia mengatakan Dwikorita langsung masuk ke bawah meja saat gempa terasa.
"Beliau masuk ke bawah meja," kata Lasarus dilansir dari detikNews, Senin (21/11).