Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Arwin Azis mengakui pembangunan Stadion Mattoanging gagal total tahun ini. Pemprov Sulsel kesulitan mendapatkan pemenang tender yang memenuhi kualifikasi.
"Logikanya stadion ini, bangunan spesifik. Bangunan yang kompleks. Sehingga juga membutuhkan penyedia yang memenuhi syarat teknis sebagai dasar untuk membangun stadion," ujar Arwin saat memberikan penjelasan dalam Rapat Kerja Komisi E DPRD Sulsel, Senin (14/11/2022).
Dengan standar tersebut, menurut Arwin, sangat sulit untuk mendapatkan pemenang. Apalagi BUMN tidak bisa masuk untuk membangun Stadion Mattoanging.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga memang sulit untuk mendapatkan pemenang. Sementara kita mau mendapatkan pemenang yang berkualifikasi nasional, BUMN tidak bisa masuk juga Pak," ujarnya.
Arwin menyebutkan anggaran tender Stadion Mattoanging kurang dari Rp 100 miliar sehingga BUMN dengan kualifikasi tinggi tidak dapat mengikuti tender.
"Karena BUMN tidak bisa masuk dianggaran di bawah 100 (miliar). Sehingga memang sangat dilema kita untuk mendapatkan itu," jelasnya.
Pemprov Sulsel 2 Kali Lakukan Tender
Arwin mengungkapkan Pemprov Sulsel sudah 2 kali melakukan tender proyek pembangunan Stadion Mattoanging. Bahkan pernah melakukan tender dini pada akhir tahun 2021 lalu namun tetap juga gagal mendapatkan pemenang.
"Tapi tidak berhasil mendapatkan pemenang," terangnya.
Arwin mengaku pihaknya dilema terkait pembangunan Stadion Mattoanging. Di satu sisi, dia ingin menghadirkan sarana prasarana olahraga berstandar internasional namun di sisi lain anggaran yang ada menurutnya tidak mencukupi.
"Memang sangat dilema kita untuk mendapatkan itu. Karena di sisi lain kita mau menghadirkan sarana prasarana berstandar Internasional, namun di lain sisi kita juga tidak tersedia anggarannya untuk itu," tukasnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Kadispora Sebut Anggaran Terlalu Kecil
Arwin juga mengeluhkan anggaran pembangunan Stadion Mattoanging dalam rapat kerja Komisi E DPRD Sulsel dengan agenda pembahasan RAPBD 2023. Menurutnya, anggaran yang ada saat ini terlalu kecil.
"Tidak bisa kita bermimpi dengan anggaran kecil lalu kemudian ada stadion," ujar Arwin.
Arwin menyebutkan anggaran sangat menentukan untuk pembangunan Stadion Mattoanging. Untuk merealisasikan pembangunan Stadion Mattoanging dibutuhkan anggaran dalam jumlah besar.
"Kalau memang jumlahnya kecil, memang tidak bisa kita melihat utuh pembangunan stadion dengan anggaran yang kecil," katanya.
Menurut Arwin, jika tersedia anggaran yang memadai maka Stadion Mattoanging dapat dibangun menggunakan Detail Engineering Design (DED) yang pertama dibuat pada masa kepemimpinan Nurdin Abdullah sebagai Gubernur.
"Karena desain di dalamnya itu sangat adaptif dengan kebutuhan sarana prasarana olahraga terutama sepak bola yang berstandar internasional," tuturnya.
Meskipun demikian, Arwin mengaku pihaknya tetap berkomitmen untuk membangun Stadion Mattoanging pada tahun 2023 mendatang. Sekalipun pagu anggaran yang saat ini tersedia dalam RAPBD 2023 hanya sekitar Rp 60 miliar.
"Saya kira itu juga menjadi poin kami di Dispora dan paling penting bahwa untuk anggaran 2023 ini kita tetap berkomitmen untuk menjalankan Pak," katanya.
"Meskipun itu kondisinya (anggaran Rp 60 miliar) jumlahnya memang jauh dari kebutuhan yang sesungguhnya kita butuhkan untuk membangun stadion," tukasnya.
Baca anggaran pembangunan Stadion Mattoanging dialihkan di halaman berikutnya...
Anggaran Dialihkan Bayar DBH
Diketahui anggaran untuk pembangunan Stadion Mattoanging yang tertuang dalam APBD Pokok 2022 maupun dalam APBD Perubahan 2022 tidak dapat direalisasikan.
Rencananya anggaran tersebut akan dialihkan untuk membayar dana bagi hasil (DBH) yang belum ditransfer Pemprov Sulsel kepada pemerintahan kabupaten/kota. DBH yang belum dibayar Pemprov bahkan mencapai Rp 418 miliar.
"(Akan) dialihkan untuk membiayai pembiayaan kekurangan pembayaran DBH," ungkap Kepala Bappelitbangda Sulsel Andi Darmawan Bintang kepada wartawan, Selasa (8/11).
Darmawan Bintang mengatakan pengalihan anggaran perlu dilakukan lantaran anggaran tersebut tak kunjung terpakai. Padahal menurutnya saat ini telah memasuki akhir tahun anggaran 2022.
"Dalam hal anggaran itu tidak terpakai, dalam hal konstruksi tidak berjalan, maka kan tidak boleh ada anggaran yang sia-sia," ujarnya.
Simak Video "Video: Peras Pemilik Ruko, 9 Pria di Makassar Diciduk Polisi "
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hmw)