Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (29/10/2022), sejumlah kendaraan yang sempat tertahan kini sudah bisa melintas. Tampak polisi mengatur kendaraan untuk melintas secara bergiliran sebab pembersihan material longsor masih berjalan.
"Untuk roda dua dan roda empat sudah bisa melintas kalau tidak hujan," kata Kapolres Majene AKBP Febrianto Siagian, kepada wartawan di lokasi.
Longsor yang memutus akses jalan penghubung Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju ini terjadi pada Kamis (27/10) sekitar pukul 19.00 Wita. Tanah longsor setinggi enam meter tersebut menutupi permukaan jalan sepanjang 150 meter. Akibatnya arus lalu lintas dari kedua arah menimbulkan antrean kendaraan sepanjang 3 kilometer.
AKBP Febrianto mengimbau para pengguna jalan tetap waspada terhadap longsor susulan. Dirinya memastikan akan kembali menutup jalur ini, jika kondisi dianggap rawan terutama saat terjadi hujan.
"Karena memang potensi longsor masih ada, jadi sudah ada petugas kami di dua titik, dari arah selatan maupun utara, jika nanti hujan (jalan) kami tutup, jadi tetap kami jaga," katanya.
Material longsor yang menutupi Jalan Trans Sulawesi di Majene dibersihkan dengan menggunakan 6 alat berat yang dikerahkan ke titik longsor.
"2 hari (pembersihan material longsor), jadi sampai besok itu. Tapi kita upayakan lebih cepat lagi. Apalagi sudah 6 alat berat diturunkan. Dari Mamuju 3 dan dari Majene 3," kata Kepala BPBD Majene Ilhamsyah saat dihubungi, Jumat (28/10).
Ilhamsyah membeberkan longsor menutupi ruas Jalan Trans Sulawesi sepanjang 150 meter dengan ketinggian tanah mencapai 15 meter. Material longsor terdiri dari tanah lumpur, pohon tumbang hingga bongkahan batu.
"Jadi pembersihan dilakukan hari ini sampai besok," jelasnya
(tau/hmw)