Dinkes Sulsel Pesan Obat Penawar Racun Gagal Ginjal Akut ke Kemenkes

Dinkes Sulsel Pesan Obat Penawar Racun Gagal Ginjal Akut ke Kemenkes

Xenos Zulyunico - detikSulsel
Selasa, 25 Okt 2022 23:30 WIB
Adult and child holding kidney shaped paper, world kidney day, National Organ Donor Day, charity donation concept
Foto: Ilustrasi ginjal. (Getty Images/iStockphoto/Sewcream)
Makassar -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) memesan obat penawar racun untuk pasien gagal ginjal akut misterius. Obat jenis antidotum itu dipesan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

"Iya saya sudah order melalui Direktorat Kemenkes, minta kita ke Direktur RSCM (Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo). Ordernya di situ," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) Rosmini Pandin kepada detikSulsel, Selasa (25/10/2022).

Rosmini menjelaskan, saat ini sudah ada satu paket yang dipesan dan disetujui oleh Kemenkes. Pihaknya baru bisa memesan satu paket karena disesuaikan dengan jumlah pasien yang dilaporkan terindikasi gagal ginjal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai dengan jumlah pasien. Kemarin kan jumlah pasien satu, jadi itu yang disetujui (Kemenkes)," jelasnya.

Rosmini mengatakan harga untuk satu paket antidotum adalah Rp 16 juta. Namun dirinya tidak menjelaskan terkait sumber dana yang akan digunakan untuk pembelian obat tersebut.

ADVERTISEMENT

"Pak Gubernur perintahkan nanti kita lihat dana apa yang akan digunakan. Yang penting untuk menyelamatkan dulu masyarakat. Yang penting untuk segera ditindaklanjuti," katanya.

Untuk mengantisipasi penambahan jumlah pasien di Sulsel, Rosmini berencana untuk memesan 10 paket antidotum ke Kemenkes. Nantinya antidotum itu akan didistribusikan ke rumah sakit.

"(Rencana pemesanan tambahan) Mungkin 10 kah dulu. Karena ada form yang diisi (untuk memesan)," tukas Rosmini.

8 Kasus Gagal Ginjal Akut di Sulsel

Untuk diketahui, Dinkes Sulsel melaporkan ada 8 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Sulsel. Dari 8 warga yang terindikasi penyakit itu, 5 di antaranya meninggal dunia, dan 2 orang dinyatakan sembuh.

"Ada 6 kasus sebelum Agustus dan 2 kasus pada bulan Oktober," ungkap Rosmini kepada wartawan, Senin (24/10).

Rosmini merincikan, dari 8 kasus yang dilaporkan ada 5 orang di antaranya meninggal, termasuk satu orang yang sempat dinyatakan positif gagal ginjal akut. Pasien yang meninggal itu berasal dari Kabupaten Luwu Timur.

"Dari 8 kasus tersebut, status saat ini 2 sembuh kemudian yang masih dirawat 1, dan meninggal 5," jelasnya.

Sementara satu pasien terindikasi gagal ginjal akut masih dalam perawatan. Pasien tersebut tengah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit (RS) Fatimah Parepare.

"Satu (pasien) di Parepare sedang dirawat di RS Fatima," tambahnya.




(sar/sar)

Hide Ads