Pelajar di Polman Bertaruh Nyawa Lewati Tebing Bekas Longsor Demi ke Sekolah

Sulawesi Barat

Pelajar di Polman Bertaruh Nyawa Lewati Tebing Bekas Longsor Demi ke Sekolah

Abdy Febriady - detikSulsel
Senin, 24 Okt 2022 19:16 WIB
Pelajar di Polman melintasi tebing curam bekas longsor
Pelajar di Polman melintasi tebing curam bekas longsor (Foto: Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Pelajar di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) harus bertaruh nyawa melintasi tebing curam bekas longsor demi menuju ke sekolah. Jalur tersebut terpaksa ditempuh lantaran akses utama penghubung kampung ke sekolah amblas gegara longsor.

Pantauan detikcom, Senin (24/10), para pelajar harus ekstra berhati-hati saat melewati jalan darurat sepanjang 200 meter ini. Selain berada di pinggir jurang, permukaan jalan ini juga dipenuhi bebatuan yang gampang lepas jika diguyur hujan. Selain itu, terdapat sejumlah batang pohon yang melintang, menyulitkan pelajar ketika melintas.

"Sudah seminggu sini karena tidak ada jalan lain," ujar salah satu pelajar SMA Negeri Tutar, Ramon kepada wartawan, Senin (24/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalan ekstrem yang dilalui para pelajar ini, berada di Kelurahan Taramanu, Kecamatan Tutar. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju Lingkungan Lullung dan Lingkungan Robboang.

Diketahui, jalan utama penghubung kampung yangtelah dilapisi beton amblas sepanjang 200 meter pada Jumat (14/10). Kondisi tanahnya yang labil karena beberapa hari diguyur hujan lebat diduga menjadi penyebabnya.

ADVERTISEMENT

"Jalan yang biasa sudah susah dilewati, akibat hujan terus jadi longsor," ungkap Ramon.

Meski sedikit dihantui rasa takut karena jalurnya berbahaya, Ramon mengaku tidak punya pilihan selain melintasi jalan darurat di pinggir jurang itu. Dirinya mengaku harus tetap ke sekolah demi menuntut ilmu.

"Sebenarnya takut, karena jalannya berbahaya, apalagi kalau sudah diguyur hujan. Tapi mau bagaimana, kita mau ke sekolah," tuturnya.

Alasan serupa diungkapkan pelajar lain, Ifa. Dirinya mengaku bertaruh nyawa melewati jalan yang berbahaya ini karena ingin cepat sampai di sekolah.

"Takut, tapi ini jalan yang terdekat yang bisa dilalui untuk sampai di sekolah," ungkapnya.

Menurut Ifa, dirinya bersama pelajar lainnya pernah mencoba jalan lain melewati kawasan hutan. Hanya saja, jalan tersebut lebih sulit karena jaraknya lebih jauh dan harus menerobos semak belukar yang berduri.

"Ada jalan lain lewat hutan, tapi jauh, lewati semak belukar juga, banyak durinya," terangnya.

Para pelajar berharap kepada pemerintah, untuk segera turun memperbaiki akses jalan yang amblas. Agar mereka dapat ke sekolah dengan nyaman, tanpa dibayangi rasa takut terjatuh ke dalam jurang.

"Ya harapannya, supaya pemerintah segera perbaiki ini jalan, supaya lebih aman dilewati kalau mau ke sekolah," pungkas Ifa.




(tau/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads