Kemunculan kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak patut diwaspadai. Sejumlah gejala khas yang timbul di fase awal mulai demam hingga muntah patut diantisipasi untuk segera ditangani dini.
Dilansir dari detikHealth, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperingatkan orang tua agar tidak panik. Gangguan gagal ginjal akut tidak terjadi begitu saja, namun timbul secara berurutan mulai dari fase awal sampai pada tingkatan yang lebih parah.
"Anak-anak ini dahulu dengan infeksi ringan, seperti demam, batuk, pilek, muntah, atau diare," kata dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K), Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI saat ditemui di RSCM, Kamis (20/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila tanda-tanda awal sudah disadari lebih dini, disarankan agar secepat mungkin berobat ke dokter. Jangan tunggu kondisinya parah, seperti kesulitan buang air kecil.
"Kemudian dalam dua atau lima hari, mengalami pengurangan urine sampai tidak ada sama sekali urinenya. Nah, pada saat itulah mereka datang ke rumah sakit," tuturnya.
Menurut dr Eka, pemeriksaan yang terlambat berisiko membuat fungsi ginjal tidak dapat dipulihkan secara normal. Pada fase yang lebih parah, bahkan sampai perlu memerlukan pengobatan dialisis (cuci darah).
"Datang ke layanan rumah sakit lebih dini itu semakin baik. Sebab, proses gangguan ginjalnya belum terlalu lama," ucapnya.
Penyakit yang menyerang ginjal ini dikatakan masih misterius. Namun diduga penyebabnya pengonsumsian obat sirup yang mengandung senyawa kimia berlebih bernama etilen glikol dan dietilen glikol.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah memberi imbauan kepada masyarakat untuk sementara tidak mengonsumsi obat sirup apapun.
"Meskipun kita belum tahu pasti penyebabnya bagaimana, tapi saya rasa kalau ditangani secara dini itu lebih baik," imbau dr Eka.
241 Anak Terkena Gagal Ginjal Akut
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap data terbaru kasus anak terserang gagal ginjal akut misterius di Indonesia. Data terbaru sudah ada 241 pasien, dengan 133 kasus meninggal dunia.
Tren peningkatan kasus melonjak sejak Agustus 2022. Kasus tersebut telah ditemukan di 22 provinsi di Indonesia.
"Kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguan ginjal akut atau AKI di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10).
Budi mengatakan anak yang terkena gagal ginjal akut misterius kondisi tubuhnya cepat mengalami penurunan.
"Kita lihat yang masuk RS cepat sekali kondisinya memburuk sesudah lima hari urine menurun secara drastis," imbuhnya.
(sar/sar)