Warga Korban Banjir di Polewali Mandar Mulai Diserang Diare dan Pusing

Sulawesi Barat

Warga Korban Banjir di Polewali Mandar Mulai Diserang Diare dan Pusing

Abdy Febriady - detikSulsel
Selasa, 18 Okt 2022 20:32 WIB
Banjir merendam hingga 100 rumah di wilayah Kecamatan Luyo, Polman, Sulbar.
Korban banjir di Polewali Mandar mulai diserang diare dan pusing. Foto: Abdy Febriady/detikcom
Polewali Mandar -

Sejumlah korban banjir bandang yang terisolir di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) mulai diserang penyakit diare hingga pusing. Sumber air yang tercemar hingga rasa takut atau trauma diduga menjadi penyebabnya.

"Banyak yang mulai gatal-gatal, sakit perut juga, mungkin karena air," kata Harmi (30), salah satu warga Desa Riso kepada wartawan, Selasa (18/10/2022).

Banjir bandang menerjang Desa Riso di Kecamatan Tapango, sekira pukul 13.00 wita, Sabtu (16/10) pekan lalu. Selain merusak 10 rumah warga, sedikitnya 80 kepala keluarga di Dusun Rakasang dan Dusun Tondo Pata terisolir lantaran akses jalan menuju kedua wilayah tersebut terputus diterjang banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harmi mengakui terjangan banjir bandang membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi. Sumber air dari pegunungan yang selama ini mereka manfaatkan telah tercemar akibat banjir.

"Mungkin itu penyebab sehingga banyak warga yang sakit perut (diare), karena sumber air di pegunungan tercemar apalagi karena banjir dan masih selalu hujan sehingga airnya kotor," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Hal serupa diungkapkan oleh Meli, seorang bidan Desa Riso yang melakukan pemeriksaan kesehatan warga terdampak banjir bandang. Menurutnya, banyak warga korban banjir yang saat ini terpaksa mengkonsumsi air tidak jernih karena kesulitan mendapatkan air bersih.

"Kalau diare, dari air minum yang mereka konsumsi dalam keadaan tidak jernih, atau tidak layak dikonsumsi, tercemar gegara banjir, makanya mereka banyak yang mengalami diare,"imbuhnya.

Kemudian untuk kondisi banyaknya warga yang mengalami pusing, hal itu diduga karena kurang istirahat akibat trauma pasca banjir bandang yang menerjang kampung halamannya.

"Mungkin karena mereka kurang istirahat, makanya mereka banyak yang tekanan darahnya rendah, sehingga pusing, mungkin karena masih trauma akan bencana dihadapi, sehingga kalau malam banyak yang begadang karena merasa khawatir," tutupnya.




(hmw/tau)

Hide Ads