Distribusi bantuan logistik untuk korban banjir di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) harus menempuh medan yang berat. Warga bersama petugas harus menerobos menyeberangi sungai yang deras demi menyalurkan bantuan di wilayah terisolir.
"Sudah tidak ada jalan lain, makanya kita lewat sungai," kata Bhabinkamtibmas Desa Riso Aipda Saktiawan kepada wartawan, Minggu (16/10/2022).
Penyaluran bantuan logistik salah satunya di Desa Riso, Kecamatan Tapango, yang mulai disalurkan sejak Minggu (16/10). Di wilayah itu ada 80 kepala keluarga di dua dusun yang terisolir karena terdampak banjir, di Dusun Rakasang dan Dusun Tondopata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini masyarakat (korban banjir) sangat membutuhkan bantuan logistik," paparnya.
Bhabinkamtibmas yang membantu distribusi harus mengendarai motornya menembus derasnya arus sungai. Akses jembatan penghubung ke dua dusun putus usai diterjang banjir.
"Jadi mau tidak mau kita harus menyeberangi sungai untuk mengantarkan bantuan," imbuh Saktiawan.
Saktiawan berharap agar masyarakat terdampak banjir di wilayah terisolir bisa bersabar. Apalagi kondisi sungai yang dilalui sempat kembali meluap sehingga sulit untuk diseberangi.
"Tentunya kita berharap, kondisi cuaca membaik, sehingga semua proses dapat dilakukan dengan lancar, termasuk pendistribusian bantuan. Jadi bantuan yang ada sekarang semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya," harap Saktiawan.
Salah satu warga, Amiruddin meminta pemerintah segera mengirim alat berat, untuk membenahi akses jalan yang terputus. Dirinya berharap mendapat bantuan alat penerang, karena sejak banjir menerjang membuat jaringan listrik ke daerah ini terputus.
"Selain sembako, kami juga sangat membutuhkan lampu atau alat penerang lain, karena sampai sekarang listrik masih padam, ada beberapa tiang yang tumbang," imbuhnya.
Untuk diketahui, banjir menerjang lima desa di Kabupaten Polman. Desa yang berada di dekat bantaran sungai mengalami dampak paling parah.
"Sementara ada 5 desa (direndam banjir), yang paling parah di Desa Riso karena mereka di bantaran sungai," ujar Sekcam Tapango, Hirawati kepada wartawan, Sabtu malam (15/10).
Adapun kelima desa terdampak banjir antara lain Desa Kalimbua, Desa Kurrak, Desa Tapango, Desa Dakka dan Desa Riso. Ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Selain banjir, longsor juga terjadi di Desa Kurrak. Hal ini mengakibatkan satu dusun di desa tersebut terisolir.
"Satu dusun terisolir karena jalan tertimbun longsor, bahkan laporannya ada 20 titik longsor, makanya warga di sana minta bantuan eskavator secepatnya," urainya.
(sar/hmw)