Jembatan di Kelurahan Rampoang, Kecamatan Bara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditutup karena dikhawatirkan ambruk imbas talut penyangganya nyaris amblas. Kemacetan hingga 7 kilometer terjadi lantaran truk dengan muatan di atas 10 ton dilarang melintas ke jalur alternatif.
Pantauan detikSulsel di lokasi, Selasa (18/10/2022), tampak kendaraan yang didominasi truk berjejer di pinggir jalan. Kendaraan mengular hingga 7 kilometer dari arah Kelurahan Balandai ke Kelurahan Buntu Datu.
![]() |
Sementara dari arah sebaliknya, kemacetan panjang juga terjadi sepanjang 5 kilometer. Arus lalu lintas terhambat imbas dari penutupan jembatan yang menghubungkan Kota Palopo dan Kabupaten Luwu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah kendaraan ekspedisi harus antre melalui jalur alternatif yang disediakan pascajembatan ditutup. Adapun jalur alternatif yang dibuka dari arah selatan ke utara, yaitu indomaret belok kiri mengarah perumnas lalu menuju Jalan Garuda, Jalan Merak kemudian keluar di lapangan Rampoang, begitupun sebaliknya.
Di lokasi, tampak sejumlah petugas BPBD Palopo tengah membersihkan material kayu yang ada di sungai di bawah jembatan. Jembatan Sungai Pikung yang tanggulnya nyaris amblas gegara tergerus luapan sungai rencananya akan ditangani dengan pembangunan jembatan darurat.
"Jalan alternatifnya, alhamdulillah saat ini sudah berjalan lancar," kata Kasat Lantas Polres Palopo, Iptu Siswaji kepada detikSulsel, Selasa (18/10).
Siswaji menuturkan, mobil kendaraan roda 4 dan truk yang bermuatan di bawah angka 10 ton diperbolehkan melewati jalur alternatif. Sedangkan truk roda enam yang melebihi muatan 10 ton tidak diperbolehkan melewati jalur alternatif.
"Kendaraan yang bisa melewati jalur alternatif yaitu roda 2, roda 4 dan kendaraan yang berat muatan di bawah 10 ton. Sedangkan kendaraan di atas 10 ton ke atas kami imbau untuk menepi sementara," ujarnya.
Saat ini pihaknya masih menahan kendaraan roda 6 dengan muatan 10 ton lebih untuk melintas ke jalur alternatif sembari menunggu pembuatan jembatan darurat diselesaikan oleh BBPJN Sulsel.
"Untuk roda 6 ke atas kita masih tetap stand by kan sambil menunggu pembuatan jembatan darurat oleh balai jalan," jelas Siswaji.
Namun, truk yang tanpa muatan pihaknya memberikan keleluasan untuk melintasi jalur alternatif tersebut. Sementara untuk kendaraan pengangkut BBM diberi prioritas untuk melintas di jalur alternatif tersebut.
"Truk yang tidak ada isinya kita kasih lewat sedangkan yang ada isinya kita tahan dulu. Kalau untuk truk pembawa bahan bakar gas dan pertamina kita prioritaskan. Kalau dia mau lewat kita kasih berhenti dulu semua kendaraan supaya dikasih jalur khusus," imbuhnya.
Untuk diketahui, jembatan di Kelurahan Rampoang, Kecamatan Bara, Kota Palopo, Sulsel ditutup sementara sejak kemarin malam. Hal ini dikarenakan akses jalan itu dikhawatirkan ambruk imbas talut penyangganya nyaris amblas.
"Jam 9 malam sudah mulai (ditutup)," ucap Penilik Jalan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulsel Aidin saat dikonfirmasi, Senin (18/10) malam.
Aidin mengatakan, pihaknya sementara berupaya melakukan perbaikan talut yang rusak pada jembatan tersebut. Menurutnya, talut terancam roboh gegara air sungai yang sempat meluap.
"Ini diakibatkan hujan yang memang agak deras. Kami sementara perbaikan jembatan dan tiba-tiba air juga naik mengakibatkan jembatan itu amblas," tuturnya.
(sar/nvl)