Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,1 mengguncang Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara (Sulut). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait gempa tersebut.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,0, (sebelumnya M 5,1)" kata Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Senin (17/10/2022).
Gempa tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 21.12 Wita tadi. Gempa yang terjadi di wilayah Pantai Selatan Bolaang Mongondow Selatan itu merupakan gempa tektonik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,04° LU ; 123,49° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 66 Km Barat Daya Bolaang Uki, Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara pada kedalaman 133 km," ujarnya.
BMKG menganalisis gempa tersebut merupakan gempa bumi menengah. Gempa terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng laut Sulwesi.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng laut Sulawesi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik," terangnya.
Daryono kemudian menyampaikan dampak gempa dirasakan dengan skala II-III MMI di Kabupaten Gorontalo, skala II MMI di Kota Gorontalo, Gorontalo Utata, dan Taliabu. Meski begitu gempa ini dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ungkapnya.
Selanjutnya, Daryono mengatakan hingga saat ini berdasarkan hasil monitoring tidak menunjukkan adamya aktivitas gempa susulan.
Daryono juga mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga diminta menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya.
(asm/nvl)