"Lebih 40 karung, isinya (jagung) kurang lebih tiga ton ini. Kerugian lebih sepuluh juta," kata Baco kepada wartawan, Minggu (16/10/2022).
Bencana longsor yang menimbun puluhan karung jagung milik Baco terjadi pada Sabtu (15/10) sekitar pukul 13.00 Wita. Puluhan karung jagung tersebut disusun di ruas Jalan Poros Dusun Tanete, Desa Kurrak, Kecamatan Tapango.
"Hujan memang keras, hujan dulu, lama baru longsor, ada dua jam mungkin hujan baru longsor. Bahkan setelah longsor masih hujan," ungkapnya.
Baco mengaku saat longsoran pertama terjadi, dirinya masih bertahan di lokasi untuk panen jagung. Setelah longsoran kedua terjadi, barulah dirinya bergegas menyelamatkan diri bersama warga lain yang membantunya panen jagung.
"Kemarin hampir 20 orang kita di sini, pas kejadian (longsor pertama) kita masih di sini. Kita masih lihat-lihat, setelah longsor yang di bawah saya minta anggota untuk lari. Setelah masuk di pondok berlindung, saya lihat tenda di sana (tempat karung jagung) bergoyang, setelah anak-anak cek, tertimbun mi semua (karung jagung)," beber Baso.
Untuk mengurangi kerugian, Baco dibantu warga berupaya menggali material longsor yang menimbun puluhan karung jagung miliknya untuk diselamatkan. Karena hanya menggunakan alat seadanya proses penggalian berlangsung lama.
Baco mengaku dirinya bersama warga lain yang membantunya saat itu hampir saja menjadi korban longsor. Beruntung mereka cepat menyelamatkan diri.
"Seandainya lambat kabur ada korban, ada juga anak kecil kemarin, perempuan sebahagian, ada yang menangis karena lihat barang di sini tertimbun," tandasnya.
Diketahui sebanyak 20 titik longsor melumpuhkan akses jalan di Desa Kurrak, Kecamatan Tapango. Material longsor yang menutupi badan jalan mengakibatkan 73 KK (kepala keluarga) di Dusun Tanete terisolir.
(hsr/sar)