Pantauan detikcom di permukiman warga di Lingkungan Sampoang, Kecamatan Kalukku, Kamis (13/10/2022) tampak sejumlah warga disibuki aktivitas bersih-bersih pascabanjir. Lumpur bawaan banjir tidak hanya memenuhi ruas jalan, namun masuk hingga ke kediaman warga.
Ruas jalan yang dipenuhi lumpur tampak masih basah. Warga hingga kendaraan yang melintas terlihat berhati-hati lantaran jalanan yang licin.
![]() |
Tampak warga mencuci pakaian yang terendam lumpur di drainase karena kesulitan air bersih. Puluhan siswa SMA dari wilayah tersebut juga ikut membantu membersihkan rumah warga.
"Baru mau selesai rumah dibersihkan hujan lagi. Ini lumpur masih banyak juga," kata Indra, salah satu warga Lingkungan Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi kepada detikcom, Kamis (13/10).
Indra mengaku pembersihan rumahnya telah dilakukan sejak Rabu (12/10) pagi. Namun lumpur yang masuk ke dalam rumah sulit dibersihkan dalam waktu sehari ditambah hujan yang kembali mengguyur wilayah tersebut.
"Banyak lumpur ini. Bahkan di samping-samping rumah saja masih banyak belum dibersihkan. Apalagi hujan mi sekarang banyak lagi genangan air," imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan ada 2.448 rumah terdampak banjir bandang di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Akibatnya, 397 orang terpaksa mengungsi ke tempat aman.
Banjir bandang dan longsor paling berdampak di Kecamatan Mamuju dan Kalukku. Peristiwa ini mulai melanda wilayah tersebut sejak Selasa (11/10).
Pemkab Mamuju pun menetapkan tanggap status darurat banjir selama tiga hari sejak 12-14 Oktober. Kebijakan ini dilakukan dengan mempertimbangkan untuk memaksimalkan penanganan bencana pada wilayah yang dianggap paling terdampak.
"Karena situasi di lapangan banyak wilayah terdampak dan juga agar lebih maksimal ini (penanganan)," kata Bupati Mamuju Sutinah Suhardi kepada detikcom, Rabu (12/10).
BPBD juga mencatat banjir dan longsor di Mamuju ada 7.854 jiwa terdampak banjir bandang. Sementara 392 jiwa mengungsi ke rumah kerabatnya.
(sar/ata)