Pengukuhan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai kepala suku besar di Papua terus menuai penolakan. Salah satunya datang dari cucu Pahlawan Nasional Papua Marthen Indey, Onesimus Indey.
''Kami masyarakat pesisir ini mulai dari Skouw sampai Sarmi, kami punya kepala suku masing-masing. Kami di wilayah pesisir punya Ondoafi. Kalau Bapak Lukas sebagai Gubernur itu kami akui, tapi kalau sebagai kepala suku besar secara umum, saya tidak setuju," kata Onesimus dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/10/2022).
![]() |
Menurutnya, untuk menjadikan seseorang sebagai kepala suku besar mesti ada komunikasi dengan pemimpin adat di masing-masing kampung. Jika semua sudah sepakat, maka hal tersebut baru bisa dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panggil dulu semua Ondoafi dari kampung-kampung, dari semua suku-suku untuk nobatkan dia, itu baru bisa kami akui," tegasnya.
Onesimus yang merupakan tokoh masyarakat Depapre, Kabupaten Jayapura itu menjelaskan tidak mungkin seluruh wilayah Papua dengan sekitar 250 suku bisa memiliki satu orang kepala suku besar. Dia menyebut semua suku sama kedudukan dan derajatnya.
"Semua suku dan kampung-kampung khususnya di wilayah pantai ini punya pemimpinnya masing-masing. Begitu juga suku-suku di pegunungan. Kalau gubernur ya hanya satu," kata dia.
Onesimus menuturkan informasi tentang pengangkatan Lukas Enembe sebagai kepala suku besar membuat masyarakat resah. Makanya dia meminta pihak yang mengangkatnya untuk mengklarifikasi hal tersebut.
"Ini membuat kami resah, karena bisa mengganggu ketenteraman masyarakat di kampung-kampung. Kami minta pihak-pihak yang mengangkat dan mengumumkannya mengklarifikasi," ujar Onesimus.
Keresahan Onesimus sangat beralasan lantaran masih banyaknya para pendukung Lukas yang berjaga-jaga di rumah kediamannya. Apalagi ada tuntutan keluarga agar Lukas diperiksa oleh KPK di lapangan terbuka dan disaksikan masyarakat.
"Bapak Lukas ikut saja proses hukum supaya masalah cepat selesai. Kasihan mereka yang jaga rumah bapa sudah berhari-hari kasih tinggal anak, istri, dan pekerjaan mereka. Pulang ke rumah masing-masing sudah," pungkasnya.
(asm/nvl)