Manajemen Arema FC buka suara terkait pintu stadion terkunci saat tragedi Kanjuruhan. Sejumlah suporter mengaku kesulitan menyelamatkan diri karena sejumlah pintu stadion yang tertutup tersebut.
Dilansir dari detikNews, Media Officer (MO) Arema FC Sudarmaji mengatakan kabar tentang pintu stadion yang tertutup masih dalam proses investigasi pihak berwajib. Pihaknya tidak mau berspekulasi sebelum hasil investigasi keluar.
"Itu bagian dari proses investigasi. Jadi ditunggu aja, apakah benar-benar pintu ditutup atau dibuka. Karena itu kita menghormati dan menghargai investigasi yang sedang berjalan," ujar Sudarmaji saat konferensi pers di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin (3/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudarmaji membeberkan manajemen Arema FC hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya kepada petugas yang melakukan investigasi. Dia mengaku saat ini pihaknya lebih fokus pada penanganan korban Tragedi Kanjuruhan.
"Sekali lagi, Manajemen Arema FC fokus pada tanggap darurat yang direkomendasikan kepada Manajemen Arema FC. Jadi kita lagi fokus menangani korban," terangnya.
Seperti diketahui, kericuhan sempat terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10). Saat itu, petugas kepolisian mengeluarkan tembakan gas air mata.
Gas air mata yang ditembakkan petugas mengarah ke lapangan dan tribun penonton. Akibatnya suporter berusaha untuk menghindari gas air mata tersebut dengan menyelamatkan diri keluar stadion. Kepanikan terjadi, sehingga banyak yang jatuh dan terinjak-injak.
Berdasarkan data terakhir yang disampaikan Menko PMK Muhajir Effendy, korban total Tragedi Kanjuruhan mencapai 448 orang. Rinciannya, 302 orang luka ringan, 21 luka berat dan 125 sisanya meninggal dunia.
(hsr/hmw)








































.webp)













 
             
             
  
  
  
  
  
  
  
  
                             
                            