Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan proses evakuasi dan penanganan korban tragedi Kanjuruhan, Malang berjalan dengan baik. Dia mengatakan sebagian besar korban sudah ditangani di rumah sakit (RS) rujukan.
"Terkendali, sebagian besar sudah ditangani karena ada RS yang sudah standby sebagai rujukan," kata dr Nadia kepada detikcom, Senin (3/10/2022).
dr Nadia mengungkapan total korban yang terdata ialah 306 orang mengalami luka-luka dengan detail, 248 orang mengalami luka ringan hingga sedang dan 58 orang mengalami luka berat. Sementara itu jumlah korban meninggal sebanyak 131 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data tersebut berbeda dengan data yang diungkapkan Menko PMK Muhadjir Effendy. Dia menyampaikan korban di tragedi Kanjuruhan, Malang, sebanyak 448 orang. Data tersebut merupakan akumulasi korban meninggal dan luka-luka.
Muhajir merincikan dari 448 korban itu, sebanyak 302 orang di antaranya mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.
Diketahui, tragedi Kanjuruhan, Malang terjadi usai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya.
Usai laga, banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.
Penggunaan gas air mata dalam menangani kerusuhan di Kanjuruhan, Malang, mengundang sejumlah sorotan. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menyebutkan penyebab kematian kerusakan ini diakibatkan sesak napas.
(hsr/hmw)