Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Malang mengungkapkan penyebab korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan. Sebagian besar korban tewas akibat sesak napas hingga patah tulang karena terinjak-injak.
"Situasi panik karena chaos dan terinjak-injak. Kalau secara medis karena sesak napas," ungkap Kepala Dinkes Malang drg Wiyanto Wijoyo seperti dilansir dari detikJatim, Selasa (10/2/2022).
Wiyanto menuturkan, kebanyakan tubuh korban menderita luka-luka karena berdesakan hingga diinjak saat jatuh. Bahkan ada yang sampai patah tulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kondisi tubuh, ada yang luka-luka, patah tulang ada," paparnya.
Update Korban Tragedi Kanjuruhan: 174 Tewas
Jumlah korban akibat kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan kembali bertambah. Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, jumlah korban tewas mencapai 174 orang, dan 309 orang luka-luka.
"Data BPBD Jatim pada jam 09.30 tadi masih 158, tapi pas jam 10.30 tadi jadi 174," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Minggu (2/10).
Sementara itu, jumlah korban yang luka-luka sebanyak 309 orang. Adapun rinciannya yaitu 11 orang luka berat, sedangkan 298 orang mengalami luka ringan.
"Datanya, ada 11 yang luka berat, dan ada 298 yang luka ringan," ungkap Emil.
Menurut keterangan Emil, ada 8 rumah sakit rujukan untuk para korban Tragedi Kanjuruhan, yaitu RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, RSI Gondanglegi, RSU Wajak Husada, RSB Hasta husada, dan RSUDMitraDelima.
(urw/sar)