Pasar tradisional di Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menelan anggaran Rp 1 miliar mubazir karena tak difungsikan. Pedagang enggan menempati untuk berjualan karena lokasi pasar berdekatan dengan lokasi pekuburan.
"Bagaimana masyarakat mau menjual kalau lokasinya tidak representatif, apalagi dekat kuburan. Begini kalau perencanaannya asal-asalan, jadi tidak difungsikan mi dengan baik," ungkap salah satu warga sekitar, Pamma kepada detikSulsel, Selasa (27/9/2022).
Pantauan detikSulsel di lokasi, pasar yang dibangun tahun 2011 tampak tak lagi terawat. Lantai pasar terlihat dipenuhi kotoran hewan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa ubin tampak sudah rusak, plafonnya juga sudah mulai bocor. Lokasi pasar berjarak sekitar 30 meter dari pekuburan.
"Tidak sampai setahun pasar itu difungsikan, hanya beberapa bulan. Kemudian masyarakat memilih beralih ke pasar lain karena memang tempatnya itu tidak strategis," beber Pamma.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Enrekang, Hamsir yang dikonfirmasi terpisah mengakui, pasar tradisional Kecamatan Curio tersebut sudah lama terbengkalai dan tidak ditempati masyarakat untuk melakukan aktivitas jual beli. Menurut Hamsir, masyarakat Curio lebih memilih untuk berjualan ke Pasar Sudu daripada di Pasar Curio.
"Mereka lebih memilih berjualan ke Pasar Sudu. Jadi ya memang pasar tersebut sudah lama tidak digunakan dan terbengkalai. Pembangunannya bertahap di tahun 2011, kurang lebih Rp 1 miliar," ujarnya.
Hamsir menambahkan, ke depan pihaknya akan melakukan memaksimalkan penggunaan pasar tersebut. Pasalnya kata dia, pemerintah sudah menggelontorkan anggaran dari APBD yang bertujuan untuk mendorong ekonomi di Kecamatan Curio.
"Kalau tidak digunakan sayang sekali. Tujuannya untuk memajukan ekonomi di sana. Jadi kita akan prioritaskan lagi agar pasar Curio bisa digunakan," tandasnya.
(tau/nvl)