Relawan Jokowi Bakal Jaring Nama Capres-Cawapres di Sulsel Lewat Musra

Berita Nasional

Relawan Jokowi Bakal Jaring Nama Capres-Cawapres di Sulsel Lewat Musra

Tim detikNews - detikSulsel
Senin, 26 Sep 2022 01:06 WIB
Presiden Jokowi
Foto: Presiden Jokowi. (Dok. Biro Pers Setpres)
Jakarta -

Relawan Joko Widodo (Jokowi) bakal menjaring nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tahun 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penjaringan calon kepala daerah ini melalui musyawarah rakyat (musra) yang melibatkan warga di 24 kabupaten/kota di Sulsel.

"Jadi semua masyarakat yang ber-KTP Sulawesi Selatan boleh ikut hadir terlibat dalam musra," kata Ketua Panitia Nasional Musra Panel Barus saat ditemui di Jl Warung Jati Timur, Jakarta Selatan, dilansir detikNews, Minggu (25/9/2022).

Musra untuk menjaring capres-cawapres 2024 akan dimulai 2 Oktober mendatang. Target jumlah massa yang terlibat dalam agenda musra sebanyak 25 ribu orang untuk seluruh masyarakat di 24 kabupaten/kota di Sulsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya asal di Sulawesi Selatan, 24 kota kabupaten yang ada di Sulsel boleh terlibat di situ," imbuhnya.

Panel menjelaskan agenda musra dibagi menjadi tiga sesi. Rinciannya, sesi pertama adalah diskusi kebangsaan dan pemaparan program prioritas harapan rakyat. Kemudian sesi kedua membahas kriteria pemimpin harapan rakyat.

ADVERTISEMENT

Pada sesi ketiga menentukan kandidat capres dan cawapres yang dipilih oleh masyarakat Sulawesi Selatan. Peserta yang hadir akan menjalani voting memutuskan capres dan cawapres untuk diusung pada Pilpres 2024 mendatang.

"Ini sama dengan apa yang kami lakukan di Bandung secara tata cara acaranya, ada sesi 1-2-3, yang dibahas sama, agenda pembahasan program prioritas, terus karakter sama kriteria serta nama capres atau cawapres," jelas Panel.

Panel melanjutkan, panitia juga memastikan tak akan membatasi masyarakat memilih kandidat capres maupun cawapres dengan nama-nama tertentu semata. Sekalipun, nama Jokowi kembali keluar sebagai kandidat Capres seperti halnya musra di Bandung beberapa waktu lalu.

"Kalau multiple choice, saya tentuin nama-nama Capresnya siapa itu jadi tidak demokratis. underestimate terhadap apa yang dipikirkan rakyat. Kita jangan curiga tentang apa yang dipikirkan oleh rakyat di bawah. Itulah ekspresi keinginan rakyat," pungkasnya.




(xez/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads