Makam di Takalar Rusak gegara Abrasi Pantai, Tulang Manusia Berserakan

Makam di Takalar Rusak gegara Abrasi Pantai, Tulang Manusia Berserakan

Isak Pasa'buan - detikSulsel
Sabtu, 24 Sep 2022 23:50 WIB
Makam di Takalar rusak akibat abrasi.
Foto: Makam di Takalar rusak akibat abrasi. (dok. istimewa)
Takalar -

Sejumlah makam di Desa Punaga, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) rusak akibat abrasi pantai. Akibatnya, tulang manusia yang dulunya tertutup tanah terlihat muncul ke permukaan dan berserakan di sepanjang bibir pantai.

"Sampai sekarang masih berserakan (tulang manusia) karena kami masih menunggu teman-teman yang bisa membantu (merapikan)," kata Kepala Desa Punaga, M Syarifuddin Sore saat dikonfirmasi detikSulsel, Sabtu (24/9/2022).

Makam di Takalar rusak akibat abrasi.Tulang manusia di pemakaman Takalar berserakan akibat abrasi. Foto: (dok. istimewa)

Syarifuddin menerangkan, di desanya ada dua titik makam yang terdampak abrasi tepatnya di Dusun Punaga dan Dusun Malelaya, Desa Punaga. Namun pemakaman paling terdampak ada di Dusun Punaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tulang manusia yang berserakan itu disebut mulai dari tengkorak, tulang rusuk, tulang bagian kaki, dan beberapa tulang kecil tubuh manusia lainnya. Terhitung sejak dari tahun 2021 hingga sekarang disebut sudah ada sekitar 30 kuburan yang hilang akibat abrasi di Dusun Punaga.

"Ini bukan kuburan baru tapi kuburan lama. Itu dibuktikan karena tidak ada keluarga yang datang di sini melihat ini kuburan," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Abrasi yang terjadi di Desa Punaga disebut sudah sangat memprihatikan. Sebab tak hanya pemakaman yang terdampak, namun juga jalan umum tepatnya di Desa Malelaya. Syariffunin mengatakan abrasi ini diduga terjadi akibat adanya penurunan pasir dari bibir pantai ke tengah laut.

"Satu tahun terakhir ini abrasi mengikis pantai Punaga itu 5 sampai 7 meter," ujarnya.

Syarifuddin menambahkan, masalah ini telah disampaikan kepada pemerintah daerah dan sempat dibantu ratusan karung dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Takalar. Karung yang diberikan itu diisikan pasir lalu disusun di sepanjang jalan yang ikut terdampak abrasi.

Tak hanya itu, dia pun berharap ada perhatian dari pemerintah Pemprov Sulsel hingga pemerintah pusat agar bisa segera turun tangan. Dia meminta ada pembangunan tanggul penahan ombak agar abrasi tersebut tak lagi berdampak lebih parah.

"Beberapa bulan lalu saya sudah pernah dikasih karung kurang lebih 100 lembar, disuruh buat tanggul darurat. Saya sudah laksanakan dengan aparat desa yang lain dan kepala dusun. Karung itu saya isi pasir dan susun di sekitar jalan," pungkasnya.




(asm/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads