Beda Pandangan ASN soal Ojol Day: Pejabat Anggap Murah-Pegawai Mengeluh Mahal

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 21 Sep 2022 07:10 WIB
Pegawai Pemkot Makassar selfie bersama pengemudi ojol di Balai Kota Makassar. Foto: (Isak Pasa'buan/detikSulsel)
Makassar -

Penerapan ojol day di lingkup Pemkot Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menuai pandangan yang berbeda dari pegawai. Ada pejabat yang menganggap tarif ojol relatif murah, sementara pegawai biasa mengeluh karena mengeluarkan ongkos lebih besar.

Salah satu pandangan tarif ojol murah itu disampaikan Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar Evy Aprialti. Dia menyebut dirinya hanya mengeluarkan ongkos Rp 18 ribu untuk berangkat dari rumah ke kantor.

"Saya dari rumah tadi menggunakan ojol dengan biayanya juga murah. Cuman Rp 18 ribu dari (Jalan) Boulevard ke kantor Gabungan Dinas (Jalan Urip Sumoharjo)," ungkap Kepala DP2 Makassar Evy Aprialti kepada detikSulsel, Selasa (20/9/2022).


Menurutnya, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mendukung penuh kebijakan pegawai wajib naik ojol setiap hari Selasa ini. Kebijakan itu disebutnya dapat menekan inflasi di Indonesia terkhususnya di Sulsel setelah adanya kenaikan harga BBM.

"Dengan adanya program Pak Wali dengan mewajibkan semua SKPD untuk menggunakan ojol dalam hal ini seperti Grab, Gojek. Terkhusus untuk saya bagus sekali untuk kami supaya kita juga di samping programnya Pak Wali supaya kita juga menekan inflasi akibat kenaikan BBM kan," katanya.

"Cuman kendalanya kalau terlalu ramai juga ngeri juga, tapi saya lihat teman-teman juga sudah banyak melakukan," imbuhnya.

Sementara itu, seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar, Djamil mengaku masih bisa menerima program ojol day. Dia mengatakan dirinya mengikut pada setiap kebijakan yang diberikan.

"Iya tidak masalah kalau memang itu peraturannya ndak masalah, kita sebagai ASN ikuti aturan saja," terang Djamil kepada detikSulsel, Selasa (20/9).

Djamil juga mengemukakan bahwa dirinya bukan pertama kalinya menggunakan jasa transportasi online ke kantor. Sehingga, kebijakan ini dianggapnya sebagai sesuatu yang biasa dan tidak memberatkan.

"Sering ji memang (pakai ojol), kadang dalam seminggu itu 3 kali, jadi tidak ada masalah karena kita memang kan tidak terlalu naik motor juga jadi saya memang kalau bukan naik Pete-pete naik Grab," tegasnya.

Pegawai mengeluh ongkos mahal di halaman selanjutnya.




(asm/tau)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork