Viral di media sosial sebuah spanduk mengatasnamakan warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak demonstrasi di malam hari. Spanduk tersebut terpasang di pagar kampus Universitas Negeri Makassar (UNM).
Dalam unggahan foto beredar yang dilihat detikSulsel, Selasa (20/9/2022), spanduk tersebut berukuran sekitar 100 centimeter kali 50 centimeter. Di spanduk itu terdapat tulisan "KAMI WARGA KOTA MAKASSAR MENOLAK DEMO DI MALAM HARI SESSA JAKI'!!". Kata "sessa jaki" merupakan bahasa Makassar yang artinya menyusahkan.
Diketahui, spanduk itu dipasang di pagar kampus UNM, Jalan AP Pettarani, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Di sekitar lokasi ini memang kerap berlangsung demonstrasi mahasiswa hingga malam hari.
Namun, saat detikSulsel mendatangi lokasi, spanduk tersebut sudah tidak terpasang lagi. Camat Rappocini Syaharuddin saat dikonfirmasi juga mengaku tidak mengetahui adanya spanduk yang mengatasnamakan warga Makassar itu.
"Saya belum lihat itu (spanduk) tapi mungkin itu spontanitas warga saja yang resah kalau demo sampai tengah malam," kata Syaharuddin kepada detikSulsel, Selasa (20/9/2022).
Syaharuddin kemudian menyinggung soal kebebasan berpendapat di muka umum. Namun demikian, dia tetap mewanti-wanti kebebasan tersebut tidak disalahartikan dengan mengganggu ketertiban masyarakat.
"Memang menyampaikan pendapat di muka umum itu diatur di dalam undang-undang, tapi jangan juga sampai malam karena itu warga tawwa kodong baru juga pulang kerja mau pulang istirahat," ujarnya.
Seperti diketahui, belakang di Kota Makassar sedang marak aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM. Saat demo berlangsung, mahasiswa kerap memblokade jalan hingga membuat arus lalu lintas lumpuh total.
Aksi itu pun kerap berlangsung hingga malam hari. Salah satunya saat demo di depan kampus UNM, Jalan AP Pettarani pada Senin (5/9) lalu.
Dalam demonstrasi menolak kenaikan harga BBM itu sempat diwarnai kericuhan. Massa aksi juga diserang sekelompok orang tak dikenal (OTK) menggunakan parang hingga busur panah.
"Kayak itu kemarin waktu puncak-puncaknya, warga semua turun karena resah, macet sekali. Mau tawwa lewat na tertutup jalan sampai malam. Itu kodong mungkin mau pulang istirahat dari kerja, jadi itu kayaknya spontanitas saja (spanduk dipasang)," pungkas Syaharuddin.
Simak Video "Demo Mahasiswa Kritik Pj Walkot Tasikmalaya Berujung Ricuh"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/tau)