Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi Selasa (13/9/2022) sekitar pukul 20.00 Wita. Mereka berkumpul di Lapangan Merdeka Watampone dan bergeser di Tugu Jam Persimpangan Jalan MH Thamrin, Jalan Petta Ponggawae, Jalan Masjid.
Arus lalu lintas sempat dialihkan karena ratusan mahasiswa menutup jalan. Mereka juga membakar ban dan mengadakan teatrikal. Selain itu para mahasiswa juga mengangkat keranda mayat sebagai simbol matinya demokrasi.
"Semua serba kebohongan, dan mencederai kebenaran politik sesungguhnya. Penguasa yang rakus merusak moral bangsa dan rakyat," teriak salah seorang orator.
Orator tersebut menegaskan, mahasiswa sudah dibungkam. Sedangkan pemimpin hanya maunya menang sendiri, kritik dianggap penghinaan.
"Lalu dimana harus saya temui kebenaran itu. Negara ini kaya raya, hah..! Kaya raya untuk pemimpin. Penetapan pemerintah yang hanya menyengsarakan rakyatnya," teriaknya lagi.
Sementara Ketua PMII Cabang Bone Muhammad Nurwan Tifta menegaskan aksi yang dilakukan malam hari ini tindak lanjut dari aksi PMII satu minggu sebelumnya. Aksi ini sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan harga BBM subsidi yang jelas menyengsarakan masyarakat.
"Kita telah melaksanakan demonstrasi penolakan BBM dan DPRD bersepakat terhadap penolakan ini dan akan menindaklanjuti. Namun kami tetap menggaungkan penolakan kenaikan BBM ini. Kami tidak mau setelah aksi hilang begitu saja, makanya sampai kapan pun kami dari PMII terus menyuarakan dan meneriakkan sampai BBM bisa diturunkan oleh pemerintah," tegasnya.
"Pemerintah harus mendengar dan melihat yang terjadi di seluruh Indonesia, khususnya di Kabupaten Bone. Mahasiswa dan masyarakat bersatu menolak kenaikan BBM ini," sambung Nurwan.
(hsr/sar)