Mahasiswa Demo Balai Kota Makassar Bubar, Sempat Saling Dorong dengan Petugas

Mahasiswa Demo Balai Kota Makassar Bubar, Sempat Saling Dorong dengan Petugas

Isak Pasa'buan - detikSulsel
Jumat, 09 Sep 2022 17:24 WIB
Saling dorong massa aksi dengan petugas saat demo tolak BBM di Balai Kota Makassar.
Saling dorong massa aksi dengan petugas saat demo tolak BBM di Balai Kota Makassar. (Foto: Isak Pasa'buan/detikSulsel)
Makassar -

Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang digelar aliansi organisasi mahasiswa Cipayung Plus di depan gedung Balai Kota Makassar telah bubar. Unjuk rasa ini sempat diwarnai aksi dorong antara massa aksi dengan aparat di pintu masuk Balai Kota.

Pantauan detikSulsel, Jumat (9/9/2022) aksi unjuk rasa di depan gedung Balai Kota Makassar dimulai sekitar pukul 15.20 Wita. Massa aksi tiba di Balai Kota setelah melakukan long march dari arah Jalan Boto Lempangan.

Saat tiba, massa aksi langsung bergantian menyampaikan aspirasinya. Sekitar 30 menit menyampaikan aspirasi, mahasiswa kemudian mendesak untuk masuk ke dalam gedung Balai Kota Makassar dengan maksud bertemu dengan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja aparat yang berjaga di depan pagar gedung Balai Kota Makassar menghadang. Sehingga aksi saling dorong antara massa aksi dan aparat pun tidak terelakkan.

Saling dorong ini berlangsung hingga 15 menit, hingga akhirnya pihak Pemerintah Kota Makassar luluh dan menerima beberapa perwakilan mahasiswa.

ADVERTISEMENT

"Kami pemerintah kota Makassar memang sudah melakukan kajian terkait kenaikan harga BBM ini," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Makassar, Zainal Ibrahim kepada beberapa perwakilan mahasiswa, Jumat (9/9).

Zainal mengatakan kajian tersebut juga dilakukan dengan berkoordinasi SKPD terkait, khususnya Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Makassar.

"Pertama adalah kewajiban pemerintah untuk membuat jaringan pengamanan sosial (JPS) kita juga sudah panggil kepala dinas untuk menjelaskan soal itu. Kebijakan ini akan menyentuh masyarakat. Kami juga sudah mengundang Kadis Ketenagakerjaan apakah ada kebijakan menyangkut itu (kenaikan BBM). Itu antisipasi dari Pemerintah Kota Makassar," jelasnya.

Penjelasan Kesbangpol Makassar tersebut tidak lantas membuat mahasiswa mundur. Jenderal Lapangan Cipayung Plus Kota Makassar, Rino Sengu menegaskan bahwa kedatangannya ke Balai Kota Makassar adalah untuk menemui Danny Pomanto.

Hal ini terkait pernyataan Danny Pomanto yang mendukung kenaikan harga BBM dinilai sangat melukai hati masyarakat. Ia juga meminta hasil kajian yang dilakukan Pemkot Makassar terkait kenaikan harga BBM.

"Kenapa kami ke sini karena penyataan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramadhan Pomanto yang kami anggap melukai hati rakyat Indonesia khususnya masyarakat kota Makassar. Terlepas dari itu kami juga meminta apa kajian Pemkot Makassar terkait kenaikan harga BBM," ucap Rino.

Tidak hanya itu, Rino juga menyinggung terkait tindakan aparat yang dinilai terlalu represif terhadap mahasiswa yang turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa menolak BBM naik.

"Kita liat sendiri juga reaksi aparat saat aksi BBM di UNM tidak sesuai dengan yang digaungkan oleh Kapolda Sulsel bahwa jangan menggunakan busur tapi nyatanya beredar video di media sosial tindakan represif aparat saat melakukan pengamanan itu keluar dari dalam tameng melepas busur seperti yang beredar di media massa," sebutnya.

Dalam aksi unjuk rasa ini, salah seorang aktivis 98 Albert juga datang dan menyampaikan orasinya. Dia mengatakan kedatangannya adalah untuk memberikan dukungan penuh aksi dilakukan aliansi Cipayung Plus Makassar.

"Saya mendukung aksi aliansi Cipayung Plus Makassar. Ini bentuk kontrol demokrasi dan fungsi mahasiswa agent of change," kata mantan aktivis Arek Suroboyo Pro Reformasi itu.

Lanjut dia menyampaikan pernyataan Danny Pomanto di publik yang mendukung kenaikan BBM sangat disayangkan.

"Itu pernyataan sikap menurut aliansi tidak adil dan tidak berpihak kepada demokrasi. Sebab dihitung dengan kalkulasi apapun, ilmu ekonomi ilmu politik itu tidak benar," pungkasnya.

Setelah berdiskusi alot dengan pihak Pemerintah Kota Makassar, massa aksi pun membubarkan diri.




(alk/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads